in

Kunjungan Rektor, Wakil Rektor dan Dekan UBH ke Padang Ekspres

Kejar Akreditasi A, Tambah 10 Guru Besar

Perguruan tinggi swasta ternama, Universitas Bung Hatta (UBH) terus berbenah agar tetap jadi yang terbaik dan melahirkan lulusan berkualitas. Kampus yang sudah berusia 36 tahun ini, sekarang telah menyiapkan 10 guru besar dan tengah bekerja keras agar seluruh program studi terakreditasi A.

Kekuatan sebuah perguruan tinggi tidak hanya diukur dari segi fisik kampus yang megah semata, tapi juga nonfisik seperti kualitas dosen, akreditasi program studi dan pelayanan prima terhadap mahasiswa. Di samping itu, sejauhmana lulusan yang dihasilkan sesuai kebutuhan pasar kerja dalam dan luar negeri, serta dominan terserap lapangan kerja.

Hal tersebut kini menjadi perhatian bersama pihak yayasan dan petinggi kampus UBH yang sejak tiga bulan lalu dipimpin Rektor Prof Azwar Ananda. UBH berdiri pada 1981 dan saat ini sudah memiliki tujuh fakultas dan satu program pascasarjana dengan total 30 program studi (prodi). 

Mahasiswanya sudah menembus 9.000 orang lebih dan pada 26 Agustus nanti kembali akan mewisuda 1.178 lulusan. Untuk semakin menunjang kualitas lulusan yang berdaya saing tinggi, UBH tengah mempersiapkan akreditasi institusi menjadi A. 

”Target kita akreditasi A itu terealisasi tahun 2020. Salah satu indikatornya, yakni tercapainya 30% program studi menjadi A, menambah jumlah guru besar dan memperbanyak jumlah dosen yang berpendidikan hingga S-3,” jelas Azwar Ananda ketika berkunjung ke kantor Padang Ekspres di Graha Pena Padang, kemarin.

Dalam kunjungannya yang disambut Pemred Padang Ekspres Heri Sugiarto dan Korlip Eri Mardinal, Azwar Ananda didampingi Wakil Rektor I Dr Hendra Suherman, Direktur Program Pascasarjana Dr Zaitul, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Dr I Nengah Tela, Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Hendra Kusuma SPi MSi, Kepala Biro Administrasi Umum Drs Riswandi MSi, Ketua Promosi UBH 2017 Yusrizal Bakar ST MT, dan Kepala Bagian Humas Indrawadi Mantari SPi.

Mempercepat wisuda mahasiswa dan menambah pembangunan fisik seperti merevitalisasi laboratorium adalah indikator lainnya menuju akreditasi A. ”Dengan semua itu, kita harapkan dapat mengembalikan dan bahkan melampaui kejayaan UBH seperti dekade 1980-an. Apalagi dukungan yayasan sangat tinggi sekali,” ungkapnya saat pertemuan di ruangan Adinegoro Room Graha Pena Padang.

Pembenahan di internal juga dilakukan dengan menerapkan pelayanan prima bagi seluruh mahasiswa dan dosen. ”Layanan prima kami lakukan, salah satunya memangkas birokrasi. Pelayanan akademik mahasiswa tidak boleh berbelit-belit. Dengan sistem teknologi informasi, kita permudah urusan secara online,” jelas Azwar.

Dalam kesempatan ini, Azwar juga menyampaikan bahwa dirinya sudah belasan tahun berlangganan Padang Ekspres.  ”Sampai sekarang saya masih jadi pelanggan setia Padang Ekspres dan menjadikan koran ini mitra utama UBH,” ungkapnya.

Hendra Suherman menambahkan, saat ini UBH telah memiliki tiga orang guru besar dan tahun ini ditambah lagi 10 dosen tetap akan berstatus guru besar. Artinya, ke depan jumlah guru besar UBH mencapai 13 orang.

Para dosen diarahkan membuat penelitian dan hasilnya masuk ke jurnal-jurnal internasional. ”Hal ini tentu saja akan berdampak pada semakin meningkatnya kualitas perkuliahan dan lulusan yang dihasilkan,” jelas wakil rektor bidang akademik dan penjaminan mutu UBH ini.

Disisi lain, Zaitul menyebutkan, saat ini di program pascasarjana UBH ada enam program studi yang sudah terakreditasi B. ”Perbedaan lulusan pascasarjana UBH dengan universitas lainnya, yakni mahasiswa dibekali kemampuan menulis artikel atau jurnal ilmiah. Kita bantu dengan memberikan database general yakni kumpulan jurnal internasional yang bisa diakses mahasiswa sebagai rujukan,” sebutnya.

Pihaknya juga memberikan workshop, pelatihan dan pendampingan penulisan artikel ilmiah.  ”Tahun ini, kami juga adakan simposium magister pertama se-Indonesia di UBH. Acara ini khusus untuk mahasiswa dan jadi ajang penampilan karya ilmiah,” ungkapnya.

Untuk menunjang layanan akademik bagi mahasiswa pascasarjana, kata Zaitul, pelayanan prima juga dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan sistem informasi akademik. ”Kami bikin E-Administrasi bagi mahasiswa yang ingin mendaftar proposal secara online dan tak harus ke kampus. Itu sangat menunjang mahasiswa,” imbuhnya.

Sementara itu, I Nengah Tela menyebutkan bahwa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan yang dipimpinnya sudah tidak asing lagi di Indonesia. Banyak sekali lulusan fakultas ini melahirkan hasil karya yang dimanfaatkan stakeholders, baik dari kalangan swasta maupun pemerintah. Bahkan, banyak pula yang bekerja di berbagai perusahaan dan pemerintahan, serta memenangkan lomba di berbagai kompetisi nasional.  

”Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan peminatnya sangat banyak dan lulusannya selalu diserap dunia kerja. Bahkan, sejumlah program studi yang tidak dimiliki kampus lain, peminatnya melebihi kuota, seperti perencanaan wilayah kota,” bebernya.

Sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, saat ini pihaknya tengah mematangkan konsep desa binaan di Pasie Nan Tigo, Padang. ”Dalam dua minggu ke depan akan dimulai. Program ini sudah disetujui Wali Kota  Padang dan akan jadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Selain itu, kami memberikan pendampingan untuk menangani daerah Pasie Nan Tigo yang rawan abrasi,” katanya.

Sementara itu, Yusrizal Bakar menyebutkan, saat ini UBH masih membuka pendaftaran mahasiswa baru. Pendaftaran bisa dilakukan secara online http://spmb.bunghatta.ac.id. ”Kampus UBH bekerja sama dengan Telkom menyediakan fasilitas WiFi bagi mahasiswa dan dosen, ruang kuliah ber-AC dan 10 unit kegiatan mahasiswa (UKM) untuk mengakomodir minat, serta bakat mahasiswa,” tambah Riswandi.

Pemred Padang Ekspres Heri Sugiarto mengapresiasi kunjungan Rektor UBH beserta rombongan. Dia berharap UBH yang sempat down pascagempa, bisa bangkit lagi sebagai kampus ternama dan disegani di Indonesia. Apalagi secara internal, baik yayasan maupun pimpinan terlihat geliatnya dalam melakukan pembenahan secara internal dan promosi ke eksternal.  ”Kami yakin, dengan pembenahan yang berkelanjutan akan membuat UBH kembali jaya dan disegani,” sebutnya.

Heri juga berharap para dosen UBH sering tampil ke masyarakat memberikan pencerahan atau solusi terhadap berbagai persoalan daerah dan bangsa, salah satunya melalui media massa. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

PE Melambat, Konsumsi Masyarakat Melemah

Brankas 300 Kg Dibawa Kabur, Rp150 Juta Raib