Asal Tiongkok, Disimpan dalam Mesin Pemoles Sepatu
Narkotika asal Tiongkok terus membanjiri Indonesia. Kemarin (27/7), Badan Nasional Narkotika (BNN), Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipid Narkoba) Bareskrim dan Ditjen Beda Cukai berhasil mengagalkan penyelundupan 256 kg sabu yang dikendalikan dua bandar asal Taiwan dan seorang warga negara Indonesia. Seorang warga Taiwan tewas dalam penggerebekan tersebut.
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari menuturkan, narkotika itu dikirim melalui jalur laut dengan sebuah kapal. Kapal tersebut kemungkinan sandar di Tanjung Priok, saat itu petugas telah melakukan pengintaian. “Kami lakukan control delivery,” terangnya.
Ternyata, terdapat sebuah mobil box yang mengambil muatan. Muatan itu berupa mesin pemoles sepatu. Petugas curiga bahwa sabu tersebut berada di dalam mesin tersebut. Saat diikuti, ternyata narkotika itu menuju ke perumahan di Muara Karang Blok D 3 Selatan nomor 16 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. “Mobil box itu masuk ke rumah tersebut,” tuturnya.
Saat itulah dilakukan penggerebekan dan rumah tersebut dihuni oleh dua orang warga negara Taiwan. Satu di antaranya berupaya melarikan diri dan melakukan perlawanan. “Akhirnya dilakukan upaya pelumpuhan dan seorang warga Taiwan atas nama Khe Huan Hong itu meninggal dunia,” ungkapnya saat dihubungi koran ini.
Sementara Dirtipid Narkoba Bareskrim Brigjen Eko Dani Yanto menuturkan, selain dua orang warga Taiwan, terdapat seorang warga negara Indonesia yang juga diamankan. Terkait perannya masih dalam pendalaman. “Yang pasti, saat dilakukan penggeledahan mendalam didapati delapan mesin pemoles sepatu yang didalamnya ada 1,1 kg sabu,” terangnya.
Tidak hanya itu, ditemukan juga sabu seberat 248 kg sabu yang tertata rapi di sebuah lemari kayu di rumah tersebut. Total sabu yang disita mencapai 256 kg. “Saat ini masih dilakukan olah TKP-nya,” terangnya.
Arman Depari menambahkan, saat ini diduga kuat narkotika jenis sabu itu berasal dari Tiongkok. Pengiriman dilakukan dengan jalur laut menggunakan sebuah kapal. “Saat ini sedang dilakukan pendalaman terus,” terangnya.
Dia mengatakan, sedang dideteksi dari hulu ke hilir jaringan narkotika tersebut. Tidak hanya bandar utamanya, namun bandar yang memesan narkotika, serta yang akan mengedarkan juga sedang dikejar. “Kami telusuri semua yang terlibat, tidak mungkin hanya tiga orang yang mengatur semua ini,” ungkapnya jenderal berbintang dua tersebut.
Yang pasti, BNN dan Polri juga menemukan adanya indikasi bahwa jaringan penyelundup 256 kg sabu ini merupakan salah satu dari 72 sindikat narkotika kakap yang dideteksi BNN. “Indikasinya mengarah ke sana,” terangnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.