Pengembangan Iptek – LIPI Siap Kembangkan Hasil Penelitian di Bidang Pangan, Energi, dan Air
GOGOR – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) diminta terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) agar menjadi pusat rujukan ilmu pengetahuan nasional. Dalam usia 50 tahun, LIPI juga dituntut untuk terus meningkatkan prodiktivitasnya baik dalam penerbitan jurnal ilmiah, publikasi jurnal, dan riset.
Permintaan tersebut disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir, saat menghadiri Science Fun Walk dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 LIPI, di Cibinong Science Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/8).
Nasir mengambil contoh Jerman yang memiliki Pusat Kajian Iptek di Berlin dan telah menjadi rujukan seluruh peneliti. Ia berharap LIPI pun bisa menjadi rujukan Iptek Indonesia.
Ia mengatakan Kemristekdikti ingin membuat regulasi untuk mengembangkan riset Iptek yang akan berbasis keluaran (out put). “Selama ini riset Iptek berbasis aktivitas. Ini harus dihilangkan, diganti berbasis output,” kata dia.
Oleh karena itu, kata Nasir, LIPI harus meningkatkan produktivitasnya dalam menghasilkan inovasi maupun prototipe. Menurut Nasir, selama riset berbasis aktivitas, banyak peneliti yang enggan karena harus dibebankan dengan membuat laporan.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106 Tahun 2016 tentang Penelitian Berbasis Output. “Jadi, nanti peneliti tidak perlu bingung lagi, ini akan memudahkan peneliti untuk fokus ke penelitian,” kata Nasir.
Terkait Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), lanjut Nasir, LIPI diharapkan bisa kembangkan ilmu bidang pangan, pertanian, obat-obatan, dan kesehatan, serta nano teknologi. “Tujuannya supaya Indonesia bangkit di bidang riset,” katanya.
Plt Kepal LIPI, Bambang Subiyanto, mengatakan LIPI selalu mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan zaman, dan melakukan redesain program. Ini dilakukan agar LIPI tidak lagi menjadi menara gading. “Kami mengembangkan hasil penelitian yang menyentuh lapisan masyarakat, baik bidang pangan, energi, dan air,” katanya.
Di usia ke 50 tahun ini, lanjut Bambang, LIPI diharapkan bisa lebih dikenal oleh masyarakat di dalam negeri dan untuk internasional. “Walau dari segi anggaran kurang, tapi LIPI selalu mengembangkan diri dalam hal penelitian, baik nasional maupun internasional,” katanya.
Bambang menambahkan LIPI akan bersinergi dengan perguruan tinggi, membuka diri untuk para dosen, mahasiswa, dan peneliti lainnya untuk bisa mengakses laboratorium bersama-sama sehingga akan menghasilkan jurnal bersama. “Sinergitas dengan perguruan tinggi ini, dosen bisa magang dan riset bersama LIPI,” kata dia.
Tingkatkan SDM
Dalam kesempatan tersebut, Menristekdikti juga mengajak seluruh pemangku kepentingan riset, teknologi, dan pendidikan tinggi untuk bekerja bersama. Ini diperlukan untuk menjawab tantangan terbesar dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia demi mewujudkan kemandirian bangsa.
“Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemristekdikti telah menetapkan tujuan strategis 2019 yang akan kita capai, yaitu meningkatnya relevansi, kuantitas, dan kualitas sumber daya manusia berpendidikan tinggi, serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk keunggulan daya saing bangsa,” kata Nasir.
Menurut Nasir, dengan bekerja bersama, tujuan strategis itu dapat tercapai. Ia meyakini bahwa kerja bersama antara perguruan tinggi, riset, dan industri merupakan sebuah strategi dalam meningkatkan nilai tambah hasil penelitian menjadi sebuah inovasi dan produk Iptek berskala pasar.
“Dengan bekerja bersama maka kemajuan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian dapat cepat terwujud,” pungkasnya. cit/E-3