Palembang, BP
Pengamat ekonomi dan praktisi ekonomi Kota Palembang Yan Sulistyo Abdul Halim ikut meramaikan pencalonan calon walikota Palembang tahun 2018 dengan mengambil formulir pencalonan di kantor DPD II Partai Golkar Palembang, Jumat (2/6).
Kedatangan Yan didampingi rekan sejawat dan pendukungnya. Kedatangan Yan disambut oleh Ketua Tim Piket Panitia Penjaringan Novriansyah, didampingi Sekretaris DPD II Partai Golkar Palembang Edi Gunandar dan jajaran.
Yan Sulistyo Abdul Halim menilai selama ini yang menjadi calon walikota Palembang kalangan pengusaha dan birokrat, namun jarang dari kalangan ekonom.
“Saya yang pertama ingin mencoba maju dari kalangan ekonom sebagai bakal calon walikota Palembang melalui Partai Golkar dan tentu pilihan saya ke Partai Golkar karena pertama kepemimpinan Partai Golkar terutama Kota Palembang dipimpin orang muda yang mungkin bisa satu visi dengan saya,” katanya ditemui DPD Partai Golkar Palembang.
Selain itu dia melihat program yang ditawarkan oleh kandidat yang sudah ada, hanya itu-itu saja dan tidak ada terobosan yang baru.
Sementara ke depan Palembang bukan lagi menjadi kota metropolitanm akan tetapi menjadi kota millennium dan tentu harus ada terobosan secara teknologi dan ini belum dilihat dari kandidat calon walikota Palembang lain.
“Kalau saya memang nanti diusung Partai Golkar menjadi Walikota Palembang, saya akan menjadikan Kota Palembang sebagai kota milenial yang dekat dengan teknologi salah satu indikatornya semua sistem dalam Pemko Palembang saya menggunakan sistem teknologi tidak lagi dengan sistem manual,” kata Direktur dan pendiri The Palembang Consulting Group ini.
Yan mengaku dia belum melihat akan mendaftar ke partai lain selain Partai Golkar. ”Memang sudah ada beberapa partai membuka pendaftaran calon walikota Palembang tapi saya tertarik ke Golkar, karena figur kepemimpinan Golkar Palembang dipimpin Bung Hidayat yang merupakan kalangan anak muda, saya berpikir pasti satu visi dengan dia,” katanya.
“Jadi Insya Allah mungkin beliau memilih saya untuk dari Golkar Palembang, karena gaya kepemimpinan Pak Dayat beda jauh dengan saya dibandingkan partai-partai lain. Mungkin saya lihat partai lain terlalu tua untuk jadi ke depan, itu tujuan saya,” tambahnya.
Dikatakanya, dia berniat maju di pemilihan calon walikota Palembang sebagai Walikota Palembang, akan tetapi akan dilihat jika kebutuhan Golkar tinggi bisa saja dirinya menjadi wakil.
Setelah ini dirinya akan melakukan lobi dengan calon-calon yang lain yang sudah mendaftar di Golkar Palembang untuk maju bersama-sama apakah di Palembang satu atau Palembang dua.
“Mungkin saya tertarik dengan Bung Dayat dan Lury, dua itu yang saya lihat satu visi dengan saya, kalau calon lain saya tidak nyambung,” katanya sembari mengatakan akan secepatnya mengembalikan formulir pendaftaran ke DPD II Partai Partai Golkar Palembang.
Untuk penjajakan dengan partai lain, dirinya membuka diri agar bisa berkoalisi dengan Golkar Palembang dan akan menjalan lobi-lobi politik dengan partai lain.
“Ada beberapa partai yang sudah saya targetkan , untuk saya lobi namun saya tidak bisa bicara sekarang,” katanya sembari mengatakan tetap maju jalur parpol karena masyarakat Palembang tidak bisa terlepas dari parpol.
Sementara itu, Ketua Tim Piket Panitia Penjaringan Novriansyah didampingi Sekretaris DPD II Golkar Palembang Edi Gunandar menuturkan siapapun yang mendaftar diterima pihaknya.
“Tapi nanti paling banyak sepuluh bakal calon yang akan diajukan ke DPD Golkar Sumsel. Karena Golkar hanya memiliki enam kursi di DPRD Palembang. Jadi mau tidak mau suka dan tidak suka harus berkoalisi dengan partai lain,” katanya. #osk