Tahun ajaran baru telah dimulai. Seluruh sekolah mulai menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka ini mengusung konsep merdeka belajar yang bertujuan memberikan siswa hak akan Pendidikan yang berkualitas.
Salah satu cara mewujudkan merdeka belajar adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang bisa memfasilitasi siswa sesuai kebutuhannya.
Ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi antara lain adalah linngkungan belajar yang mengundang siswa untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar siswa, dan manajemen kelas efektif.
Peserta didik yang guru hadapi pada saat sekarang ini adalah peserta didik yang berasal dari Generasi Z. Generasi Z adalah kelompok demografis kelahiran 1990-2010. Generasi ini terlahir dengan kondisi terbiasa dengan peralatan elektronik, untuk itu perlulah kiranya kita menciptakan ruang-ruang kelas yang mengakomodir kebutuhan dan kebiasaan mereka akan penggunaan teknologi dan perangkat elekronik.
Pembelajaran matematika SMA terdapat berbagai macam materi baik itu yang sifatnya bisa diarahkan ke kehiduan nyata siswa (kontekstual) maupun bersifat abstrak. Guru tentunya memerlukan media pembelajaran yang bisa merepresentasikan materi-materi itu secara tepat.
Penggunaan slide-slide presentasi tanpa menuntut partisipasi siswa dalam penggunaan perangkat teknologi pun rasanya kurang tepat untuk digunakan di dalam kelas.
Ada beberapa pilihan yang pernah penulis cobakan untuk dipakai dalam pembelajaran matematika tatap muka di dalam kelas, diantaranya penggunaan aplikasi desmos dan geogebra, serta penggunaan kalkulator ilmiah.
Aplikasi desmos dan geogebra bisa diakses secara online pada smartphone masing-masing siswa, sedangkan kalkulator ilmiah yang dipakai penulis adalah kalkulator Casio Classwiz fx-991EX yang tersedia sebanyak 40 unit di sekolah.
Aplikasi desmos bisa diakses lewat website desmos.com sedangkan aplikasi geogebra bisa diakses di website geogebra.org. Melalui kedua aplikasi ini, guru bisa mengajak siswa untuk bersama-sama mengeksplorasi materi pembelajaran.
Menganalisa grafik fungsi akan terasa menyenangkan melalui kedua aplikasi ini. Siswa bisa mencoba dan membuat dugaan akan pengaruh perubahan variabel terhadap gambar grafik fungsi karena pada aplikasi ini siswa bisa merubah variabel sesuk hati mereka dan mereka bisa melihat langsung bagaimana perubahannya pada gambar grafik fungsi.
Diharapkan lewat kegiatan ini siswa bisa melatih kemampuan menganalisa, membuat dugaan, serta pengambilan kesimpulan berdasarkan kegiatan yang mereka lakukan.
Melakukan pembelajaran matematika dengan kalkulator ilmiah juga tak kalah menyenangkan.
Perkembangan teknologi memungkinkan kalkulator ilmiah berfungsi tak hanya sebagai alat hitung (komputasi) tapi juga memungkinkan alat tersebut digunakan untuk ekplorasi, representasi dan afirmasi.
Telah sejak lama kita para guru dan orang tua mempercayai bahwa kalkulator adalah salah satu racun dalam pembelajaran matematika, karena dengan kalkuator siswa bisa mendapatkan hasil-hasil perhitungan secara instan tanpa harus berfikir.
Akan tetapi pada saat ini perkembangan fitur-fitur pada kalkulator telah berkempang pesat, sehingga dengan strategi pembelajaran yang tepat guru Bersama siswa bisa mengekplorasi bahkan membimbing siswa untuk menemukan konsep pembelajaran secara mandiri.
Kalkulator ilmiah yang tesedia di sekolah penulis mempunyai 12 menu, diantara nya adalah matriks, vector, statistics, spredsheet, table, dll. Lewat keberagaman fitur-fitur ini guru bisa merancang skenario pembelajaran serta LKPD yang bisa membimbing siswa untuk mengeksplorasi konsep suatu materi secara menyenangkan.
Siswa merasa senang karena mereka mempunyai alat dalam genggaman mereka (handheld) yang bisa mereka otak-atik, yaitu kalkulator ilmiah. Mereka bisa mengekplorasi materi dibawah bimbingan guru serta bisa menggunakan salah satu produk teknologi di zaman mereka, terlebih lagi beberapa tipe dari kalkulator ilmiah memungkinkan untuk diintegrasikan penggunaanya dengan smartphone sehingga pembelajaran matematika didalam kelas akan terasa lebih bermakna.
Kemajuan teknologi di abad ini semoga saja bisa membuat para siswa kita lebih bisa untuk menhargai ilmu pengetahuan dengan cara mempelajarinya dengan baik. Hal ini tentunya tak terlepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran agar hal itu tercapai, karena secanggih apapun teknologinya tidak akan berarti apa-apa tanpa strategi pembelajaran yang tepat di dalam kelas. (*)(Rahmi, Guru SMAN 1 PARIAMAN)