SLEMAN – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyadari pentingnya menyampaikan informasi ke masyarakat aneka kebijakan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan. Media menjadi sarana untuk menyampaikan informasi tersebut sekaligus mengontrol kinerja jajaran borokrasi. Untuk itu, Kementerian LHK terus memperkuat sinergi dengan media.
“Peran jurnalis, antara lain penyampai berita. Yang paling penting adalah peran kontrol terhadap jajaran birokrasi. Artinya melakukan kontrol terhadap birokrasi di kementerian,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya pada acara media gathering, di Kabupaten Sleman,Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (29/2).
Salah satu bentuk peningakatan sinergi komunikasi Kementerian LHK dengan pers ini melalui penyelenggaraan media gathering ini. Menteri Siti secara khusus hadir dan bertemu dengan para jurnalis dari berbagai media pusat dan daerah. Para pejabat pimpinan tinggi madya lingkup Kementerian LHK dan jajaran juga turut hadir.
Mereka, antara lain Sekjen Kementerian LHK, Bambang Hendroyono, penasihat senior Menteri LHK, San Afri Awang, dan tenaga ahli Menteri LHK bidang Legislasi Legal dan Advokasi, Ilyas Asaad. Hadir juga pakar hukum Universitas Parahyangan Asep Warlan Yusuf dan guru besar Universitas Mulawarman, Mustofa Agung Sardjono.
Masalah perkembangan program rehabilitasi hutan dan lahan disampaikan oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Sungai dan Hutan Lindung Kementerian LHK, Hudoyo. Untuk program konservasi sumber daya alam Kementerian LHK disampaikan oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian LHK, Wiratno.
Sangat Penting
Menteri Siti mengungkapkan peran media sangat penting dalam penyampaian informasi kebijakan, khususnya aneka kebijakan yang dibuat Kementerian LHK. Diharapkan, Kementerian LHK dan media dapat bersama-sama dalam menyampaikan informasi yang benar terhadap suatu persoalan.
Mengingat pentingnya peran media, Menteri Siti berharap media dan Kementerian LHK bisa menjadi satu kesatuan dalam arti ikut bersama-sama berada dalam persoalan. Dengan begitu, ada masukan-masukan yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
“Izinkan saya untuk menyebut rekan-rekan pers yang biasa menulis di Manggala dengan Press Club Manggala. Nanti kita bicarakan pola bekerjanya, dan fasilitas yang dibutuhkan di kantor Manggala,” ucap Menteri Siti.
Diharapkan pertemuan semacam ini bisa dilakukan berlanjut seterusnya. Pertama, para wartawan mungkin menyadari bahwa situasi kehumasan Kementerian LHK akan diubah.
“Ini dilakukan karena saya ingin nantinya polanya embedded dalam satu kesatuan. Dalam arti memahami, ikut bersama-sama berada di dalam persoalan. Dengan begitu nanti ada masukan-masukan jernih yang bisa menjadi pertimbangan di dalam berbagai pengambilan keputusan di kementerian,” tandas Menteri Siti. mar/AR-3