Gratiskan Pendidikan 140 Anak Kurang Mampu
Mencerdaskan kehidupan bangsa memang dibutuhkan keikhlasan. Inilah yang dibuktikan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Laskar Anti Korupsi (LAKI) Pariaman. LSM itu membuka ruang bimbingan belajar (bimbel) untuk anak-anak yang tidak mampu di sekitarnya. Seperti apa?
Rumah bimbel yang dibuka LSM LAKI Pariaman terletak di Korong Kampung Tangah, Nagari Lurahampalu, Kecamatan VII Koto Sungaisarik, Kabupaten Padangpariaman. Mereka berdiri sejak tahun 2006 dengan tujuan membantu pendidikan anak-anak dari keluarga ekonomi lemah, mulai usia sekolah dasar (SD), hingga sekolah menengah pertama (SMP).
Saat ini, rumah bimbel LAKI sudah memiliki sebanyak 140 orang murid. Mereka dibagi dalam dua kelompok belajar. Kelompok pertama diisi oleh anak-anak usia kelas satu, dua, dan tiga SD. Sedangkan kelompok kedua untuk anak usia kelas empat SD hingga SMP. Anak-anak itu diajarkan Bahasa Inggris, Arab, dan kesadaran hukum.
“Hanya ini yang bisa kami lakukan. Jadi, keberadaan LSM kami dapat dirasakan oleh masyarakat,” kata Ketua LSM LAKI Pariaman, Azwar Anas, kepada Padang Ekspres, di Desa Sikapak, Pariaman, kemarin.
Pria yang akrab disapa Anas itu menjelaskan, pihaknya membuat rumah bimbel itu, untuk kelangsungan pendidikan anak-anak warga miskin. Sebab, dia menemukan masih banyak anak-anak putus sekolah karena terkendala biaya. “Warga miskin, masalahnya bukan sekolah gratis saja, namun memang tidak bisa melengkapi kebutuhan sekolah anak-anaknya,” ucapnya.
Untuk itu, imbuh Azwar, pihaknya membuka bimbel untuk anak putus sekolah dengan menggratiskan seluruh biaya, mulai dari buku hingga alat tulis. “Alhamdulillah, sejauh ini kami tidak mengalami kendala dalam menggerakkan program rumah bimbel gratis ini. Kalau kekurangan tentu ada saja, seperti buku dan kamus. Namun kami akan terus upayakan melengkapinya,” ujarnya.
Kata Azwar, untuk menggerakkan rumah bimbel itu, pihaknya berupaya dengan cara mencari relasi. Baik dalam membantu penyediaan tempat, bahan belajar, hingga honor tenaga pengajar. Khusus tenaga honor, hanya diberi biaya transportasi.
“Untuk ruang belajar, kami memakai kantor wali korong Kampungtangah. Sebab wali korong tidak ingin kami menyewa tempat. Alhamdulillah, kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah nagari dan korong tersebut,” katanya.
Keberadaan rumah bimbel gratis tersebut sangat disambut baik oleh masyarakat. Bahkan banyak warga yang berminat memasukkan anak-anaknya belajar di sana. Namun, pihaknya tidak dapat menerima anak-anak itu secara bebas saja.
“Kelas kami hanya tiga hari seminggu. Sekarang anak didik kami sudah 140 orang. Kalau kami buka secara luas, banyak yang ingin memasukkan anak-anaknya. Kalau terlalu ramai dan tidak tersaring dengan baik, tentu pembelajaran jadi kacau,” ungkapnya.
Azwar juga menjelaskan, pihaknya hanya fokus mengajarkan Bahasa Inggris, BahasaArab, dan pendidikan sadar hukum di rumah bimbel itu. Sebab mereka yakin tiga keilmuan itu sudah mampu membentuk karakter seorang anak.
“Kami juga mengajarkan berhitung dan membaca. Namun sifatnya tidak terlalu mendalam. Sebab tenaga pengajarnya tidak tetap untuk tiga bidang yang kami fokuskan,” ujarnya.
Anak-anak yang dinilai sudah matang di rumah bimbel akan diberikan piagam. Kendati demikian, dia meyakini, bahwa modal utama anak didiknya itu adalah ilmu yang telah tertanam dalam pikiran. Terutama soal kesadaran hukum.
“Kalau diajar sejak dini tentang hukum, tentu mereka sadar hukum. Kalau sudah sadar hukum, mereka akan membantu Negara ini tegakkan kebenaran. Untuk itu, kesadaran hukum inilah yang terpenting dalam kehidupan ini,” ucapnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.