Ambon (ANTARA News) – Dr. Lucas Pieter, Sp.OG, spesialis kandungan dari Rumkital dr. F.X. Suhardjo Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Ambon mengatakan aktivitas mengepel lantai tidak membantu menormalkan posisi janin yang sungsang di dalam rahim ibu.
“Kebanyakan masyarakat, terutama ibu hamil di pedesaan percaya kalau sering mengepel lantai akan membantu janin berada dalam posisi normal, itu tidak benar,” katanya di sela-sela pemeriksaan kandungan dalam bakti sosial (baksos) “Bakti Kami Untuk Negeri” yang digelar oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada di desa Ureng, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu.
Tak seperti yang dipercayai oleh masyarakat, menurut dr. Lucas, sering melakukan aktivitas mengepel justru akan membuat posisi janin terbalik atau sungsang, sehingga akan menyulitkan proses persalinan normal.
Hal itu dikarenakan mengepel lantai mengharuskan para ibu yang sedang mengandung lebih banyak menundukan badannya, dan menekan bagian atas kandungan, akibatnya posisi kepala janin yang seharusnya mengarah ke bawah justru terbalik ke atas.
Jika sudah demikian, para ibu hamil dianjurkan untuk lebih banyak melakukan aktivitas jalan kaki di tempat yang datar, minimal setelah kandungan berusia 20 minggu, guna mengembalikan posisi janin menjadi kepala ke bawah dan kaki atau pantatnya ke atas.
“Ibu hamil tidak boleh banyak menundukan badannya, kalau ingin mengambil sesuatu di lantai pun lututnya harus dilipat agar tidak menekan posisi janin dalam rahim. Kalau sudah terjadi, lebih banyaklah jalan kaki, jangan di tempat menanjak ataupun menurun,” katanya.
Dikatakannya lagi, masalah terbesar yang dihadapi para ibu hamil di pedesaan adalah ketika menghadapi posisi bayi sungsang, mereka segera melakukan pijatan kandungan pada dukun-dukun beranak yang melakukannya tanpa bantuan ultrasonography (USG) untuk melihat posisi janin.
“Meski posisi bayi sungsang di usia kehamilan hampir delapan bulan masih bisa dibalikkan dengan cara jalan kaki, melakukan pijatan di dukun beranak tidak benar karena mereka tidak mengetahui posisi tali pusar,” katanya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017