Latih Siswa Kreatif dan Piawai Menulis
Kegiatan ekstra kulikuler atau ekskul Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di SMA 1 Sitiung, Kabupaten Dharmasraya merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan bagi para siswanya. Pasalnya, KIR meningkatkan kreativitas serta melatih siswa piawai dalam menulis. Berbagai prestasi pun berhasil mereka raih dalam berbagai iven perlombaan di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.
Jumat (3/2) Padang Ekspres mengunjungi SMA 1 Sitiung yang beralamat jalan Dampo, Kotoagung, Kecamatan Sitiung. Pepohonan rimbun yang ada di sudut dan tengah halaman terlihat selaras dengan dominannya nuansa hijau pada gedung sekolah.
Sejumlah siswa terlihat asyik memainkan gitar di bawah rimbunnya pohon beringin. Siswa lainnya berkelompok membahas berbagai persoalan yang berkaitan dengan kegiatan mereka. Mereka adalah anggota KIR SMA 1 Sitiung.
Ekskul ini telah berdiri sejak tahun 2005 dan menjadi ekskul favorit dibanding ekskul lainnya. Sebab, selain dapat mengasah kemampuan siswa bereksperimen menciptakan sesuatu yang bermanfaat juga bermanfaat bagi siswa jika sudah melangkah di jenjang perguruan tinggi.
“KIR dibentuk, agar para pelajar, setelah masuk di perguruan tinggi, merasa tidak canggung. Sebab, dalam perguruan tinggi, tentu tidak jauh dari membuat laporan. Nah, dalam KIR sudah dipelajari menulis. Sebab, hasil dan pembahasan yang mereka buat, selain dibuat latar belakang, juga harus dibuat analisisnya dengan sebuah laporan,” ungkap guru pembimbing KIR, Endang Safari Yani kepada Padang Ekspres, kemarin.
Pada awalnya, hanya ada sekitar 20 siswa yang masuk KIR. Namun, karena seabrek prestasi yang ditorehkan, membuat ekskul ini menjadi primadona siswa. “Para junior jadi tertarik, karena telah nampak prestasi yang ditorehkan,” ungkapnya.
Teranyar, bagaimana para siswa membuat perangkap elektrik dari hama padi walangsangit dan hewan noktulnar (hewan yang aktif pada malam hari dan tidur saat siang hari, red). Ada juga perangkap bekicot yang sekaligus dapat dijadikan pupuk organik untuk padi sawah.
“Penemuan dari KIR sudah banyak. Belum lama ini, KIR SMA 1 Sitiung dapat juara 2 nasional untuk uji sederhana terhadap air yang terindikasi tercemar,” ucapnya.
Karya anggota KIR lainnya adalah buat kerupuk dari kulit kakao, es krim dari bayam merah, puding dari putih semangka, tempe dari biji cempedak, dan masih banyak yang lainnya.
Selain menulis karya ilmiah, anggota KIR juga diajarkan menulis feature. Biasanya feature lebih bertema lingkungan khas di Dharmasraya. Salah satunya berbagai cerita rakyat. Lebih membanggakan lagi, tulisan para siswa SMA 1 Sitiung telah dibukukan.
Tidak hanya satu, tapi enam karya masuk dalam buku berjudul “Carito Rakyat Minangkabau” yang diterbitkan Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Sumbar. “Kalau pembuatan feature, guru bahasa Indonesia juga ikut dilibatkan,” sebutnya.
Di antara karya itu adalah yang berjudul Misteri Masyarakat Hutan Buliah yang ditulis Resi Puspita Sari, Misteri di Baliak Simpang Ampekbaleh oleh Nia Karyani, Asal Batu Gajah oleh Eka Yuliastuti, Asal Simpang Rj Sitiung oleh Ferina Angraini, Asal Kaki Dewa Koto Tinggi oleh Putri Ganesta Jamin, dan Usul Puti Buayo oleh Yosa Novriani.
Kata Endang, trik untuk mengajar menulis dengan tidak mematahkan semangat para anak. Yang dilakukan hanya dengan memberikan petunjuk yang benar. “Menulis itu sulit, makanya kita hanya membenarkan jika ada yang keliru,” bebernya.
Kini, para lulusan SMA 1 Sitiung yang menggeluti ekskul KIR sangat merasakan manfaatnya. “Kemarin saya baru ditelpon alumni yang kini ada di Yogyakarta. Dia beterima kasih, sebab, banyak temannya yang tidak bisa membuat laporan, sehingga selalu ditolak dosen. Alhamdulilah, dia tidak pernah terkendala. Jadi ini jelas, KIR bekal buat murid untuk masuk perguruan tinggi,” ceritanya.
Kepala SMA 1 Sitiung, Israr mengatakan, selain membuat karya tulis dan cerita rakyat yang telah dibukukan, tujuan lainnya agar generasi muda bisa memahami sejarah dan mencintai sejarah terutama sejarah Dharmasraya. Murid SMA 1 Sitiung juga diajak terlibat dalam pembuatan film dokumenter tentang Candi Padang Roco. “Kami diminta Dinas Kebudayaan, bekerja sama dengan Unand dan SMA Adabiah,” bebernya.
Selain itu, kata Israr masih ada lagi ekskul yang diikuti murid, seperti photography, pramuka, ekskul bela negara. Dibimbing oleh guru bernama Masyitah, ekskul ini juga sering menggondol penghargaan dan juara di berbagai iven.
“Belum lama ini di taman Jam Gadang Kota Bukittinggi, ada iven yang diadakan Provinsi. Kami turunkan dua tim. Alhamdulillah dapat juara umum. Ada kategori empat pilar dan lagu kebangsaan,” sebutnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.