in

Menyambung Tali Persaudaraan

Oleh: Jamri M.Suid*

Adalah Islam selalu mengajarkan agar sesama kita umat manusia untuk saling menjaga persaudaraan dan diharamkan untuk saling menjahui, menbenci, caci mencaci atau semua perkara yang menimbulkan perpecahan. Karenanya Rasulullah SAW pernah mengatakan “Dari Abu Huraira r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda : kamu sekalian, satu sama lain janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjahui dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya maka tidak boleh menzhalimi, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya, taqwa itu disini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim lainnya demikian juga harta dan kehormatannya”. (HR Muslim).

Persaudaraan pada hakikatnya adalah saling memperhatikan dengan maksud saling membantu atau saling membela terhadap sesama. Juga persaudaraan merupakan fondasi berdirinya masyarakat karena tanpa persaudaraan tidak akan pernah muncul persatuan dan kesatuan, apalagi jika egoisme pribadi atau kelompok tertentu lebih di utamakan sudah pasti perpecahan dan kehancuran yang akan lahir.

Jika berbicara perihal Aceh yang baru saja melaksanakan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah, dimana sejauh ini banyak terjadi kerusakan persaudaraan terkhusus antar masyarakat, motifnya karena berbeda pandangan dalam melihat kandidat tertentu yang saling mengklaim kandidat yang didukungnya lebih professional. Padahal Islam telah mengajarkan siapapun dia selama masih percaya kepada Allah dan RasulNya maka dia adalah saudara. Maka perbedaan khusus hal politik tidak boleh menjerumuskan kedalam jurang perpecahan dan kerusuhan.

Machiavelly pernah mengatakan bagian politik salah satunya adalah saling “balas membalas” (Adan,2006) dengan artian jika seseorang kalah dan dapat penghinaan maka dia harus membalas atas penghinaan tersebut, bila ia hanya terdiam diri berarti ia lemah dan akan menjadi mangsa, Pada akhirnya muncullah seribu satu taktik dan muslihat untuk menjatuhkan lawan walaupun secara tidak realistis maka ujungnya adalah hilangnya persaudaraan. karenanya kita jangan berpodaman pada konsep tersebut sebab jelas membawa kepada perpecahan dan kehancuran.

Rukun
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan rukun adalah bersatu atau bersepakat, Islam menjelaskan pada hakikatnya kerukunan itu bersatu antara lahir dan bathinnya. Maka kerukunan sangat dibutuhkan dalam perkara apapun khusus hal pembangunan. Kendati demikian, banyak orang rukun hanya lahirnya saja namun tidak pada bathinnya mungkin dikarenakan ada kepentingan dimana dalam kalkulasi perlu kebersamaan untuk mewujudkannya, sedang bathinnya penuh prasangka buruk, dengki dan saling iri.

Konteks ini pemahamannya tanpa kerukunan akan mudah timbulnya fitnah hingga untuk membuat perubahan atau membangun solidaritas akan sulit dilakukan. Sesuai dengan firman Allah SWT “..dan janganlah kalian berselisih (tidak rukun) yang menyebabkan kalian akan menjadi gentar (takut) dan hilang kekuatan kalian dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Anfal, 46).

Imam alghazali juga menegaskan “bersatulah seperti dua tangan, ketika tangan kanan kedepan, tangan kiri kebelakang, ketika tangan kiri kedepan maka tangan kanan kebelakang akhirnya kita jalan lenggang kangkung” dengan artian antara kita punya konsolidasi untuk saling menjaga, bantu-membantu dan kuat-memperkuat walaupun posisinya tidak sama supaya tidak lahir panatisme buta, prasangka tidak sehat dan perpecahan yang bisa meluluh lantakkan nilai kebersamaan.

Coba kita lihat negeri kita Aceh yang mulia ini banyak masalah yang belum maksimal diatasi terkhusus perkara kemiskinan dan pengangguran yang masih di posisi yang sangat tragis, oleh karenanya mari kita bangun persaudaraan dengan sebaik-baiknya agar kesatuan, kebersamaan dan kekompakan bisa tercipta sehingga kita bisa mengubah kondisi dan situasi yang lebih baik yang penuh dengan kenyamanan dan kedamaian.

Pada akhirnya penulis menutup tulisan ini dengan mengutip sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk sehingga setelah selesai menciptakan mereka, maka rahim berdiri dan berkata : ‘ini adalah kedudukan yang tepat bagi orang yang berlindung kepadaMu dari memutuskan hubungan persaudaraan (kasih sayang)’, Allah berfirman : ‘Benar, bukankah engkau senang jika Aku menyambung orang yang menyambung tali persaudaraan dan memutuskan orang yang memutuskan tali persaudaraan.’ Dia berkata : ya. ‘Allah berfirman ‘ : ‘itulah ketentuanKu buat kamu.’ Kemudian Rasulullah SAW bersabda : ‘jika kalian mau, bacalah firman Allah : maka apa kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan persaudaraan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka dan dibutakanNya penglihatan mereka “. (HR. Muslim). Wallahu’alam bissawab

*Mahsiswa Ilmu politik Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan, UIN Ar raniry Banda Aceh

Komentar

What do you think?

Written by virgo

Persoalan Aliran Listrik di Rusun KS Tubun Segera Diselesaikan

Dua Surga