in

Monolingual di desa Karang jadi Km77

menceritakan tentang mbah warini seorang nenek yang hanya mampu berbicara satu bahasa (monolingual) yaitu bahasa Jawa didesa karang jadi. Tulisan ini di buat untuk memenuhi tugas pak Hasyimsyah Batubara, M.Hum

Loading…

Desa karang jadi merupakan desa yang memiliki mayoritas bersuku jawa. Bahasa jawa juga merupakan bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat kampung karang jadi sehingga membuat bahasa jawa menjadi bahasa yang paling populer digunakan setelah bahasa Indonesia. Bahkan ada beberpa sesepuh maupun Embah ( sebutan untuk orang tua yang sudah udzor) yang tidak mampu  untuk menguasai bahasa  indonesia dan mereka hanya mampu berbahasa jawa saja. Hal tersebut difaktorin dengan kurangnya pendidikan yang mereka tempuh dan juga kurangnya tindakan bersosialisasi didalam menjalin hubungan kepada orang lain sehingga membuat mereka menjadi masyarakat yang sangat tertutup. Kemampuan bahasa jawa itu juga diturunkan oleh bahasa ibu mereka sehingga mereka hanya mengerti bahasa jawa.

     Sebagai sampel saya mengambil embah warini sebagai seorang monolingual yang hanya mampu berbahasa jawa. Beliau menuturkan bahwa orang tua dari embah warini merupakan seorang budak yang dibawa oleh tentara jepang ke Aceh. Namun setelah kemerdekaan negara NKRI orangtua beliau menetap di tanah gayo ini. Terdapat kesukaran ketika seseorang hendak ingin berbincang dengan beliau. Dikarenakan beliau hanya mampu berbahasa 1 bahasa yaitu bahasa jawa. Disatu sisi mbah warini sangat menjunjung tinggi nilai adat istiadat danjuga kebudayaan jawanya. Namun beliau mengalami kesulitan didalam berkomunikasi dan juga berinteraksi terhadap orang yang tidak mampu menguasai bahasa jawa dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan beliau yang kurang memahami dan juga beraktivitas sehari-hari. Seseorang yang monolingual memiliki kemampuan yang sangat fasih dan kuat didalam bahasa yang dia kuasai. Seperti embah Warini  yang mampu menguasai bahasa jawa dengan fasih dan lancar namun hal ini juga mengalami kekurangan tersendiri dimana seseorang yang monolingual tidak mampu untuk bersaing dengan orang bilingual atau yang mampu menguasai beragam bahasa.
     Oleh sebab itu, hasil yang didapat dari analisis tersebut bahwa orang monolingual lebih cendrung memiliki sisi kekurangannya ketimbang orang yang bilingual

Artikel ini di tulis oleh Ari Renaldi kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya, Daftar Sekarang

loading…

What do you think?

Written by Julliana Elora

Natal, dengan Bintang di Langit

Jatim Segera Sahkan Pergub Penanganan Erupsi Gunung Ijen