in

Neneng Darlis, Guru Pelosok Berprestasi Nasional

Hanya segelintir guru di era digital mau mengabdi di pelosok negeri. Neneng Darlis, termasuk yang sedikit itu. Muda, kreatif dan berprestasi. Keterbatasan bukan halangan bagi guru muda ini meraih prestasi nasional. 

Sepeda motor bebek keluaran tahun 2009 menjadi tunggangan Neneng  Darlis menempuh perjalanan dari kediamannya di Jorong Talang, Nagari Talangmaua menuju SDN 02 Simpangkapuak, Kecamatan Mungka. Saban hari, Neneng menempuh jarak 24 kilometer pulang pergi ke sekolah.

Guru kelahiran 1 Mei 1985 ini, peraih peringkat tiga nasional olimpiade guru nasional tahun 2016. Meski berada di sudut kabupaten, alumni jurusan PGSD (Pendidikan Guru SD) Universitas Negeri Padang (UNP) ini, mampu menorehkan prestasi cemerlang.

Neneng Darlis terpilih menjadi salah seorang peserta terbaik yang berhak mewakili Sumbar ke nasional saat itu. Keinginan kuatnya menambah ilmu, menjadikan dia sebagai salah seorang guru berpendidikan tinggi.

“Kita ingin terus menambah ilmu, menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain,” sebut ibu dari Habibi Abrar, 6  dan Khalila Rifda Abrar, 2, ini,  ketika diwawancarai Padang  Ekspres, Kamis (24/11) sore.

Tinggal jauh di pelosok Limapuluh Kota dan mengajar di salah satu SDN yang minim fasilitas, istri Abrar, 32, ini, ingin terus memberikan yang  terbaik.

“Saya ingin menunjukkan bahwa generasi muda dan pendidikan di Kecamatan Mungka bisa bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya di Limapuluh Kota,” tekad Neneng.

Akses komunikasi yang sulit di Nagari Simpangkapuak, tidak menjadi penghalang bagi Neneng menjadi lebih baik. “Dulu saat honor, malah lebih parah lagi. Saya mengajar di SDN 04 Simpangkapuak, Kubangbalambak, kondisi jalan paling sulit di Mungka,” kisah Neneng.

Awalnya, anak pasangan Darlis (alm) dan Saida Warti ini tidak berminat menjadi seorang guru. Berkat dorongan orangtua, dia terpanggil mengabdikan diri mendidik anak-anak di pedalaman Kecamatan Mungka.

Sekolah tempat Neneng mengajar benar-benar tersuruk. Nyaris tak ada sinyal komunikasi. Sarana dan prasarana sekolah serbaterbatas. Karena itu pula, dia tertantang untuk membuktikan bisa berprestasi. Semangat pengabdian mengalahkan semua hambatan baginya untuk berkarya.

“Jangankan jaringan internet, untuk menerima telepon atau SMS saja sulit di sekolah. Sehingga, sulit bagi kita untuk update informasi keilmuan di sini. Jika ada yang dibutuhkan informasi melalui internet, kita harus keluar dari nagari,” sebutnya.

Keterbatasan itu tidak menjadi penghalang untuk mendidik anak-anak pelosok kampung. “Kita harus bisa menjadi yang terbaik. Ketekunan belajar dan motivasi kuat menambah ilmu itulah kuncinya. Begitu kita memotivasi siswa,” terang Neneng.

Guru yang kini mengajar di kelas V SDN 02 Talangmaua tersebut, memiliki komitmen kuat memacu prestasi siswanya. Dia meyakini kemampuan siswa berhubungan erat dengan kemampuan dan keikhlasan guru sebagai pendidik.

“Mudah-mudahan prestasi ini menjadi motivasi bagi siswa untuk terus menjadi yang terbaik. Belajar dan terus belajar. Guru bila tidak menambah wawasan keilmuan, sulit berharap siswa bisa berprestasi,” kata Neneng.

Di hati kecilnya, Neneng selalu berharap sarana prasarana sekolah tempat dia mengajar dibenahi Pemkab Limapuluh Kota. 

“Dengan 11 rombongan belajar, kami di SDN 02 Mungka hanya memiliki 6 orang guru PNS, 5 orang lainya terpaksa direkrut guru honor. Lokal juga kurang, pustaka dan mushala ikut dipakai untuk lokal belajar,” ucapnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Sumatera Barat Destinasi Wisata Halal Dunia

Fauzi, Kini Siapa yang Pelacur?