in

Padang-Painan Lumpuh

Banjir Landa 7 Daerah di Sumbar

Tingginya curah hujan sejak tiga hari terakhir, memicu banjir dan longsor di tujuh kabupaten dan kota di Sumbar. Tidak ada korban jiwa, namun seribuan masyarakat terkena dampak banjir dan mengungsi.

Ketujuh daerah dilanda banjir, yakni Kota Solok, Kabupaten Solok, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Agam, Limapuluh Kota dan Kepulauan Mentawai. Sejumlah ruas jalan dilaporkan terputus akibat banjir ini.   

Di Pesisir Selatan (Pessel), tercatat empat kecamatan terendam banjir. Genangan banjir di beberapa ruas jalan nasional menyebankan jalur Padang-Painan tidak bisa dilewati. Sampai berita ini dikirim, akses jalan masih lumpuh. 

Keempat kecamatan yang terendam banjir itu Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, Kecamatan Batangkapas dan Kecamatan IV Jurai. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Selain membuat aktivitas warga terganggu, ratusan hektare lahan pertanian di empat kecamatan itu juga gagal panen.

“Di Kecamatan Koto XI Tarusan pada ruas jalan nasional yang melintasi Nagari Cumateh dan Batu Hampa Induk, ketinggian air mencapai 80 cm. Di dua kenagarian itu, 100 unit rumah terendam banjir. Kondisi yang sama juga terlihat di Kampung Teluk Raya dan Nagari Setara Nanggalo. Di Batangkapas, empat titik lokasi terendam banjir. Di antaranya Kampung Sungai Nyalo IV Koto Mudiek  dengan ketinggian air 40 cm, Kampung Taratak Tempatih Nagari Tampatiah IV Koto Mudiek setinggi 20 cm, Kampung Jambak Kenagarian IV Koto Hilie mencapai 250 cm, dan simpang Kampung Ladang Anakan Kenagarian Koto Nan Duo setinggi  40 cm pula,” terang Kepala Pelaksana BPBD Pessel, Pri Nurdin kepada Padang Ekspres, kemarin.

Luapan Batang Jelamu di Kecamatan Batangkapas itu, tambah dia, juga menimbulkan banjir di permukiman warga Bukit Tambun Tulang setinggi 50 cm. Kondisi itu membuat akses jalan ke Nagari IV Koto Mudiek dan Nagari IV Koto Hilie terputus.

Kondisi yang sama juga terlihat di Nagari Puluik Puluik Selatan Kecamatan Bayang Utara. Luapan Batang Bayang dengan ketinggian mencapai 3 meter, membuat jembatan akar satu-satunya di dunia hampir terjangkau air. 

Di samping itu, longsor juga menimbun badan jalan di Kampung Muaro Aia. Akibatnya, sebanyak dua nagari menjadi terisolasi. Kedua dua nagari itu adalah Nagari Pancuangtaba 317 KK dan Nagari Limaugadang 329 KK.

Camat Bayang Utara, Ronald Bernando ketika dihubungi kemarin (5/1), menjelaskan luapan Batang Bayang juga mengakibatkan banjir di Kampung Calau setinggi tiga meter. “Akses menuju Nagari Pului Puluik Selatan terputus,” jelas dia. 

Kepala Dinas Sosial Pessel Rio Fatma Erni mengungkapkan, pihaknya masih mendata jumlah KK terdampak banjir kali ini. “Untuk penanggulangannya, kita segera memberi makanan siap saji kepada warga,” ujarnya. 

Batang Lembang Meluap

Hujan lebat juga memicu meluapnya Batang Lembang. Kondisi ini diperparah dengan meluapnya Batanggawan dari kawasan Sawahpasir, Nagari Kotobaru.

Akibatnya, ratusan rumah di Nagari Salayo dan Kotobaru direndam banjir. Puluhan hektare sawah milik warga di dua nagari tersebut tak luput dari genangan air.

Pantauan Padang Ekspres, nyaris tak satu pun rumah penduduk di Jorong Galanggangtangah yang dihuni 3.000 jiwa lebih di Nagari Salayo luput dari genangan air.

Ketinggiannya pun beragam, mulai dari lutut hingga pinggang lelaki dewasa. Untuk keluar dari kepungan banjir, masyarakat, lansia dan anak-anak terpaksa dievakuasi menggunakan 3 unit perahu karet yang diturunkan BPBD Kabupaten Solok.

Begitu juga kondisi masyarakat di Jorong Simpang, Jorong Lubukaguang di Nagari Koto Baru. Air yang nyaris setinggi bahu pria dewasa itu, juga memporak-porandakan isi rumah warga dan melumpuhkan lalu lintas.

Luapan air ini terjadi sejak Rabu malam (3/1). Awalnya hanya menyapu kawasan pinggiran Batang Lembang. Seperti kawasan Badenah, Kapalokoto Salayo. Air juga merendam Mapolsek dan kantor Camat Kubung dan kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Solok.

Selepas itu, luapan air merambah rumah warga di sekitar Jorong Galanggangtangah, bahkan sampai ke permukaan jalan raya Solok-Padang, tepatnya di sekitar Balaisalayo. 

Data sementara yang diperoleh dari posko tanggap darurat Salayo menyebutkan, sedikitnya 890 unit rumah yang dihuni sekitar 3.727 jiwa di Jorong Galanggangtangah dan Jorong Sawahsudut direndam air. Namun, dampak banjir terparah terjadi di Jorong Galanggangtangah Salayo yang memang berada tidak jauh dari aliran Batanglembang.

“Luas areal sawah dan perkebunan warga yang kena dampak banjir di Nagari Salayo dan Kotobaru mencapai 120 hektare lebih. Tapi, itu belum dipastikan rusak, hanya terkena dampak air,” sebut salah seorang petugas di posko tanggap darurat Salayo.

Di Nagari Kotobaru, banjir merendam sekitar 216 rumah yang dihuni sekitar 993 jiwa di tiga jorong. Masing-masing Jorong Lubukaguang, Jorong Simpang dan Jorong Kajai. Dari pantauan di lapangan, evakuasi juga melibatkan jajaran kepolisian dan TNI.

Menurut informasi, Bupati Solok Gusmal yang turun ke lokasi banjir Salayo sempat taburansang dengan ulah kepala BPBD yang tidak memberikan informasi lebih awal. Bahkan, kedatangan Bupati ke lokasi bencana berbarengan dengan kepala BPBD.

“BPBD itu tanggap darurat, harus bergerak cepat. HP tidak boleh mati. Informasi harus cepat,” tegas Bupati yang memantau lokasi banjir dari pukul 09.00 hingga pukul 11.30 itu.

Pemkab akan terus melakukan upaya tanggap darurat hingga banjir betul-betul surut di Salayo dan Kotobaru. Untuk mengantisipasi musibah lainnya, Bupati meminta BPBD untuk mendirikan tenda darurat di kawasan Nagari Salayo. 

Kepala BPBD Kabupaten Solok, Dasril mengklaim sudah berupaya semaksimal mungkin memberikan bantuan penyelamatan pada masyarakat. Terutama, warga Jorong Galanggangtangah yang paling parah dihantam banjir. “Kita turunkan 3 unit perahu karet untuk evakuasi warga,” sebut pejabat yang baru 2 hari dilantik itu.

Luapan aliran Batang Lembang ini juga memaksa siswa-siswi di beberapa sekolah di Jorong Galanggangtangah, Nagari Salayo, Kecamatan Kubung meliburkan diri. Begitu juga beberapa sekolah di Nagari Kotobaru.

Banjir juga melanda kawasan Jorong Subarang, Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjungsirih. Sekitar 5 hektare ladang bawang warga siap panen dan 1 hektare sawah penduduk diterjang luapan aliran Batang Paninggahan.

Banjir disertai lumpur juga melanda Nagari Aiadingin, Kecamatan Lembahgumanti. Banjir memorak-porandakan tiga rumah. Dua jembatan runtuh.
Di Jorong Sangkakpuyuah, Nagari Aiabatumbuak, Kecamatan Gunungtalang, terjadi longsor.

Akibatnya, lalu lintas Padang-Alahanpanjang macet total selama 4 jam. Dua alat berat dikerahkan Dinas PU setempat untuk membersihkan tumpukan matrial setinggi 3 meter. Arus lalu lintas kembali normal sekitar pukul 12.30.

Di Kota Solok banjir merendam puluhan rumah penduduk Kelurahan IX Korong, Kampai Tabu Kerambil (KTK), Kecamatan Lubuksikarah.

Akses transportasi terputus, pohon tumbang pun mengganggu jaringan listrik, dan anak sekolah diliburkan. Hingga sore kemarin, masyarakat masih waswas karena aliran Batang Lembang belum surut.

Puluhan rumah dan jalan utama Kelurahan IX Korong menuju Lubuksikarah dan Aro IV Korong terendam. “Kerugian ditaksir mencapai Rp 200 juta,” kata Plt Sekda, Edisar di posko bencana Salayo. Kota Solok juga diterjang angin kencang dan aliran listrik putus akibat tertimpa pohon.  

Matur-Padanglua

Di Agam, hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan longsor di lima titik. Kelima titik itu tersebar di Kecamatan Matur sebanyak 3 titik, persisnya di Jorong Panta, Nagari Panta Pauh. Dua titik lainnya di Nagari Sungailandia, Kecamatan IV Koto. Jalur Matur-Padanglua putus sejak pukul 03.00, Kamis (5/1).

Pantauan Padang Ekspres, dua titik di Sungailandia baru bisa dilewati sekitar pukul 16.00. Sementara 3 titik di Matur, baru dapat dilewati sekitar pukul 18.00. Arus kendaraan yang dialihkan via Simpang Panta ke Ngarai Sianok juga hanya dapat dilewati dengan sistem buka tutup.

“Jalur ini juga dilanda longsor dan pohon tumbang, namun dapat dilewati secara buka tutup,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Agam, Bambang Warsito saat meninjau lokasi longsor di daerah itu, Kamis (5/1).

Terlambatnya proses pembersihan lanjut Bambang, juga disebabkan oleh minimnya peralatan. “Tadinya disiasati sementara dengan alat milik BPBD Agam, bantuan dari provinsi datang kemudian karena akses jalan di Malalak juga longsor,” imbuhnya.

Di Malalak, longsor terjadi di Kelok Ambacang Jorong Limobadak, Nagari Malalak Timur yang mengakibatkan akses jalan tidak bisa dilewati. Material longsor yang menutupi akses jalan dengan ketinggian 1,5 meter dan panjang 15-20 meter.

“Dua hari ke depan, pengendara diharapkan menghindari jalur Simpang Balingka via Malalak,” kata Camat Malalak, Harmezi. Satu unit ambulans milik RSUD Lubuksikaping, Kabupaten Pasaman, dilaporkan dihantam longsor di jalan lintas Palupuh, kemarin (5/1), sekitar  pukul 06.00.

Akibatnya, ambulans bernomor polisi BA 1530 DA rusak parah. “Sopir dan perawat dalam ambulans itu selamat,” ujar Direktur RSUD Lubuksikaping, dr Yong Marzuhaoli  kepada Padang Ekspres, kemarin.

Kalaksa BPBD Sumbar, Nasridal Patria didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik, R Pagar Negara mengatakan, banjir juga melanda Solok Selatan, Nagari Sungai Pagu dan Batang Suliti. Begitu juga di Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai. BPBD setempat sedang mendata jumlah korban banjir.

Nasridal mengingatkan kabupaten yang dikelilingi pebukitan barisan rawan longsor. Seperti Silaiang, Sitinjaulawik, jalan Raya Bukittinggi- Pasaman, jalan Pasaman-Pasaman Barat tepatnya di Malampah. Kemudian, di Agam, Limapuluh Kota dan sejumlah ruas jalan lintas lainnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

BMKG: Akibat Geseran Udara dan Suhu Air Laut

Sindikat Malaysia Ditangkap, Gunakan Modus Menelan Narkotik