in

Padang-Solok Lumpuh 2 Jam

Banjir di Padang, Segera Benahi Drainase

Rentetan musibah belum beranjak dari Kota Padang. Setelah dikepung banjir, kemarin (10/9), giliran longsor terjadi di kawasan Lubukperaku, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubukkilangan, Kota Padang. Kendati tak sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, namun longsor yang terjadi sekitar pukul 10.00 itu, mengakibatkan jalan Padang-Solok lumpuh total sekitar dua jam.

Cepatnya penanganan longsor, tak terlepas dari kerja sama tim SAR gabungan terdiri dari Polresta Padang, Tim Reaksi Cepat (TRC) PT Semen Padang, BPBD Padang, serta relawan lainnya. Aparat kepolisian terpaksa memberlakukan sistem buka tutup guna mengurai kemacetan selepas material longsoran dibersihkan dari badan jalan.

Informasi yang dihimpun Padang Ekspres, longsor diduga terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan itu dua hari belakangan, mengejutkan pengendara yang melintas. Terlebih, waktu itu arus kendaraan dari kedua arah sedang padat.
Pengendara sepeda motor yang nyaris celaka akibat longsoran itu, langsung melintangkan kendaraannya tidak jauh dari lokasi longsor, agar kendaraan lain tak melewati jalan itu. Sehingga, tak ada kendaraan yang tertimbun material longsor setinggi tiga meter itu.

Ajo, 36, warga Pariaman kepada Padang Ekspres di tempat kejadian peristiwa (TKP) menuturkan, waktu kejadian itu hujan turun agak lebat. Sesampai di KM 21 Lubukperaku, dia melihat pohon jatuh dari bukit. Melihat kejadian itu, dia menghentikan laju sepeda motornya dan berputar balik sejauh 50 meter dari titik longsor. Tidak beberapa lama kemudian, material longsor menutupi badan jalan.

Andi Saputra, 33, pengendara mobil yang berada dekat dengan longsor, awalnya heran melihat ada sepeda motor melintang di tengah jalan. “Sewaktu turun, barulah saya mengetahui ada longsor setinggi lebih kurang tiga meter berupa pohon kayu, kerikil dan tanah,” ungkapnya. 

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Padang Edy Asmi mengatakan, pihaknya menurunkan sekitar 25 personel menggunakan alat seperti pemotong kayu dan alat-alat lainnya. ”Mujur, kita ditolong Tim Reaksi Cepat dari PT Semen Padang yang menurunkan alat berat. Sekitar dua jam, material longsor berhasil dibersihkan, dan jalur lalu lintas bisa normal kembali,” ujar dia.

Terpisah, Kabag Ops Polresta Padang Kompol Ediwarman mengatakan, pihaknya memerintahkan tim reaksi cepat dari Sabhara usai mendapat laporan terjadi longsor. “Petugas sempat memberlakukan sistem buka tutup selama satu jam, sebelum jalan itu dibuka seperti biasanya,” terang dia. 

Drainase Buruk 

Di sisi lain, sejumlah kalangan menilai bahwa buruknya drainase masih  menjadi salah satu faktor utama terjadinya banjir besar melanda Padang, Sabtu (9/9) lalu. Pemko Padang diminta lebih serius lagi membenahi drainase, termasuk memperbanyak banjir kanal (pembuangan drainase).

“Pemerintah mesti segera memperbarui drainase. Sebab, kondisi tata ruang sudah berubah. Sehingga, drainase yang terdapat saat ini tidak cukup lagi menampung luapan air ketika hujan deras,” kata pengamat lingkungan hidup, Desriko Malayu Putra, kemarin (10/9).

Selain di kompleks perumahan dan jalan-jalan, kata Desriko, drainase menuju banjir kanal (banda bakali) yang menjadi alternatif penampung debit air, juga harus diperbanyak. Sehingga, mempermudah aliran air yang menggenang di kawasan rendah menuju kanal. ”Tapi, yang terjadi hari ini, justru banda bakali dijadikan tempat pembuangan sampah, sehingga tidak berfungsi dengan baik,” terangnya.

Mantan Deputi Direktur WALHI Sumbar itu melanjutkan, untuk mengurai genangan air di kawasan yang tidak memiliki pembuangan air dan minim drainase, seperti jalan protokol, Khatib Sulaiman, Padangbaru dan sebagainya, Pemko Padang selayaknya menggunaka  pompa. Sehingga,debit air yang datang dari berbagai arah, dapat cepat teratasi.

”Di kawasan minim drainase ini juga harus diperbanyak RTH, dan tidak hanya mengandalkan RTH Imam Bonjol. Kalau tidak dilakukan, setiap kali hujan lebat, Padang akan tetap begini,” tegasnya.

Tidak saja soal drainase, potensi banjir di Padang dipicu lemahnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap aturan tata ruang. Seperti membeton pekarangan rumah hingga ke jalan, dan tidak sedikitpun menyisakan pekarangan rumah untuk resapan air. 
Akibatnya, banyak tempat yang selama ini terhindar dari banjir, kini justru disapu air. Hal itu juga akibat lemahnya pengawasan Pemko terhadap pola tata ruang masyarakat. Kapan perlu tertibkan bangunan yang mengganggu laju air drainase. ”Pemerintah harus tegas soal tata ruang, dan mengimbau masyarakat tidak membetonkan seluruh pekarangan rumah,” tegasnya.

Pengamat lingkungan dari Universitas Negeri Padang, Indang Dewata menekankan perlunya perbaikan di sejumlah drainase. “Mestinya, program betonisasi semestinya diiringi pembangunan drainasenya,” jelasnya.

Sedangkan pengamat tata kota asal UBH, Eko Alvares meyebutkan, terdapat tiga hal penyebab banjir di Padang. Pertama, curah hujan sangat tinggi dan gelombang pasang. Kedua, jalan utama akan tergenang air hanya karena hujan yang relatif sebentar. Ketiga, perawatan drainase dan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan. “Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah tidak membuang sampah sembarangan,” jelasnya. 

Bebas Banjir 2021

Dinas Pekerjaan Umum Padang mengakui, bajir terjadi akibat tidak mampunya sejumlah drainase menampung debit air hujan yang begitu tinggi. Ditambah, kebiasaan buruk warga seperti membuang sampah ke drainase, membuat banjir tidak terelakkan.

Merujuk ini, Dinas Pekerjaan Umum Padang bekerja sama Balai Wilayah Sungai Sumatera V mencanangkan agar Padang bebas banjir pada tahun 2021 sejak Juni 2017 lalu. “Kita sudah merencanakan agenda hingga tahun 2021 mendatang, terkait penanganan banjir,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Padang, Fatriarman Noer kepada Padang Ekspres, kemarin (10/9).

Tahun ini, sambungnya, sejumlah pekerjaan dilakukan. Di antaranya, normalisasi collecting pond l Ulakkarang, peningkatan kapasitas drainase Khatib Sulaiman, studi kawasan drainase Rawang Jundul, serta drainase Gunungpangilun dan Kawasan Pondok.

“Tahun depan, dimulai pembangunan shortcut menuju bandar Jalan Teuku Umar pada kawasan drainase Gunungpangilun dan peningkatan kapasitas drainase skunder. Kini, kita juga melakukan pemetaan dan studi di sejumlah drainase sekunder, serta  tersier di sejumlah kompleks perumahan, “ jelasnya. Total anggaran drainase itu mencapai Rp 27 miliar untuk tahun ini.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai Balai Wilayah Sungai Sumatera V, Reski Wahyudi mengatakan, mulai tahun depan pihaknya sudah melakukan pembangunan dan perbaikan drainase primer. 

“Tahun depan, kami akan meningkatkan kapasitas drainase Khatib Sulaiman, normalisasi colecting pond Purus, Ulakkarang dan Airdingin, serta pemasangan pompa banjir di kawasan drainase Purus. Lalu, pemasangan pompa banjir kawasan drainase Ulakkarang, peningkatan kapasitas drainase utama. Selain itu, normalisasi sejumlah  drainase utama,” jelasnya.

Tiga Daerah Berisiko Tinggi 

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rilvano Pagar Negara mengatakan, selain Padang, Bukittinggi, tepatnya di kawasan Garegeh, juga dilanda longsor sekitar pukul 20.30, Sabtu (9/9). Meski tidak menelan korban jiwa, dua unit rumah yang ditempati dua KK rusak ringan dengan kerugian sekitar Rp 50 juta.

Lalu, banjir di kawasan Korong Surantiahhulu, Nagari Lubuakpaliang, Kecamatan Lubukalung, Padangpariaman yang merendam rumah 10 KK. Lalu, satu unit rumah rusak akibat tumbangnya kayu di Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. ”Ada juga laporan banjir di Mentawai, tapi sudah susut dan sebuah jembatan roboh di kawasan Pariaman. Tapi, banjir terparah terjadi di Padang,” terangnya.

Puting Beliung 

Di Limapuluh Kota, dilaporkan terjadi puting beliung di Nagari Madangkadok, Kecamatan Luak, Sabtu (9/9) siang. Akibatnya, atap rumah milik, Ismainar, 59, diterbangkan angin. Begitu pula, atap kandang sapi milik.

“Total korban nihil, namun kerugian diperkirakan mencapai Rp 70 juta,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota, Rahmadinol saat berada di lapangan bersama Babinkamtibmas Polres Payakumbuh, Brigadir Supra Yetno, Minggu (10/9). (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Indonesia vs Vietnam: Tantangan Sesungguhnya

Aset First Travel Masih Banyak