Media Cetak Lepas Jerat Hoax
Serikat Perusahaan Pers (SPS) menyakini media cetak bisa menjadi penawar di tengah banjirnya berita palsu alias hoax. Lantaran, media cetak yang kredibel selalu mengedepankan verifikasi dalam setiap pemberitaan.
Ketua Harian SPS Ahmad Djauhar menuturkan, saat ini industri media cetak di tanah air dalam posisi yang kurang menggeliat. Tapi, dia yakin media cetak bisa bangkit kembali. Salah satu celahnya adalah banjir berita palsu di media sosial. Sehingga, pembaca mencari informasi yang terklarifikasi dengan tepat.
“Informasi yang disertai verifikasi, verifikasi, dan verifikasi,” ujar dia pada malam penghargaan Indonesia Print Media Award (IPMA) di Hotel Millenum, Jakarta, tadi malam (3/2).
Djauhar menuturkan, kondisi seperti itu juga terjadi di Amerika Serikat. Saat ini, para pembaca di AS memilih media cetak untuk mendapatkan informasi yang kredibel. “Di AS terjadi reborn media cetak karena hoax,” imbuh dia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan hoax memang jadi salah satu masalah yang sedang diselesaikan. Salah satu penyebab merebaknya hoax adalah orang-orang yang ingin menjadi penyebar pertama sebuah informasi. “Saya yakin para jurnalis media cetak yang profesionak tak tergoda jadi yang nomor satu. Masuk jerat hoax,” ungkap dia.
Rudi menguturkan saat ini ada sekitar 43 ribu situs yang menyebut sebagai media siber. Tapi, dari jumlah tersebut hanya sekitar 300 situs saja yang diakui kredibilitasnya. Pemerintah dan dewan pers sedang mencari formula untuk menyaring puluhan ribu situs tersebut.
Pada malam penghargaan IPMA itu juga diserahkan penghargaan life achievement pada 14 tokoh pers Indonesia. Di antaranya, Alwi Hamu (Fajar), Rida K Liamsi (Riau Pos), Fikri Jufri (Tempo) dan Jakob Oetama (Kompas).
Selain itu ada pula penghargaan untuk kategori Indonesia Inhouse Magazine Awards (InMA), Indonesia Young Readers Award (IYRA) dan Indonesia Student Print Media Award (ISPRIMA). Panitia telah menyeleksi 792 sampul muka surat kabar, majalah, tabloid, rubrik anak muda seluruh Indonesia. Perinciannya IPMA 450 cover, IYRA 122 cover, InMA 142 cover, dan ISPRIMA 78 cover.
Juara Kompetisi IPMA-IYRA
Di kesempatan sama, Pemred Padang Ekspres Heri Sugiarto disaksikan CEO Riau Pos Group Makmur Kasim dan lainnya itu, menerima penghargaan Indonesia Young Readers Award (IYRA) dan Indonesia Print Media Award (IPMA) dari Menkominfo Rudiantara. Padang Ekspres menjadi satu-satunya media cetak di Sumbar yang memperoleh penghargaan bergengsi ini.
Untuk kategori IYRA (desain rubrik anak muda di surat kabar harian di Indonesia), diperoleh melalui Padang Ekspres edisi Jumat (20 Mei 2016) lewat judul “Sensasi Menyatu dengan Alam”.
Sedangkan IPMA (kompetisi sampul muka media cetak komersial se-Indonesia) lewat Padang Ekspres edisi Kamis (11 Februari 2016). Keduanya dimenangkan Padang Ekspres untuk Kategori Surat Kabar Regional Sumatera. Padang Ekspres berhasil mengungguli ratusan perusahaan pers lainnya yang juga ikut kompetisi bergengsi ini. (*)
LOGIN untuk mengomentari.