in

Parasit Malaria Modern Sama dengan 2.000 Tahun Lalu

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, peneliti menemukan bukti bahwa parasit pembawa malaria yang ada saat ini sudah ada sejak 2.000 tahun silam.

Genome parasit tersebut ditemukan pada sisa-sisa DNA yang diambil dari gigi orang-orang yang hidup di masa Kerajaan Romawi, yaitu 58 orang dewasa dan 10 anak-anak yang dikubur di dua pemakaman tua di Italia.

Data yang diperoleh memastikan genome mitokondria dari parasit malaria tersebut adalah Plasmodium falciparum, persis sama seperti yang menyebarkan malaria dewasa ini.

“Malaria ternyata juga menjadi patogen historis yang memicu kematian secara signifikan di masa Romawi kuno,” kata Hendrik Poinar, peneliti dan juga ahli genetik evolusioner dari Ancient DNA Center at McMaster University, Ontario.

Poinar menambahkan, jumlah korban yang meninggal akibat malaria pada waktu itu sama banyaknya dengan yang terjadi dewasa ini.

Sebelum adanya temuan ini, deskripsi malaria yang tercantum dalam teks-teks lama seperti dalam tulisan Hippocrates ‘On Epidemics’ atau karangan Celsus bertajuk ‘De Medicina’ baru sebatas dugaan saja.

Disebutkan bahwa gejalanya ditandai dengan demam berulang dan terjadi dalam kurun-kurun waktu tertentu dalam setahun. Hanya saja karena ada banyak infeksi yang dapat memicu demam maka sulit untuk mengatakan bahwa itu adalah gejala malaria.

“Tetapi faktanya, wabah terjadi secara berulang sehingga dugaan kepada malaria menjadi semakin kuat karena memang sistem kekebalan kita tidak imun terhadap penyakit ini,” terang Poinar seperti dilaporkan CNN.

Hal ini ditunjang dengan belum ditemukannya bukti DNA dari spesies parasit yang memicu demam ini atau bagaimana ceritanya hingga parasit ini sampai ke Italia pada waktu itu.

Poinar menambahkan, sulit untuk menggali informasi dari fragmen DNA yang mereka temukan, sebab ‘jejak-jejak’ parasit yang ada di dalam tubuh manusia biasanya hanya terlacak di darah maupun organ tubuh yang mudah membusuk seperti limpa atau hari.

Selain itu, malaria juga tidak memicu perubahan yang signifikan pada tulang-belulang. “Kami akhirnya menemukan partikel DNA yang sangat kecil di pulpa gigi atau rongga di sela-sela gigi di mana pembuluh darah dan serabut saraf berada,” papar Poinar.

DETIK

Redaksi: Please enable Javascript to see the email address
Informasi pemasangan iklan
Hubungi: Please enable Javascript to see the email address
Telp. (0651) 741 4556
Fax. (0651) 755 7304
SMS. 0819 739 00 730

What do you think?

Written by virgo

100 Ekonom Bertemu Bahas Ekonomi Indonesia

26 Tusukan Bersarang di Tubuh Mantan Istri