in

Sumut Belum Bebas Dari Malaria

Provinsi Sumatera Utara diketahui hingga saat ini belum terbebas dari kasus penyakit malaria, penyakit mematikan yang disebabkan oleh gigitan nyamuk anhopeles. Dilansir dari data Dinas Kesehatan Provsu, penyakit malaria masih ditemukan meskipun sejumlah daerah di kabupaten/kota sudah eliminasi.

Tahun 2015, kasus malaria yang ditemukan di Sumut sebesar 7.311 kasus. Sebagai penyakit jaman dahulu (jadul) yang kini muncul kembali, ada baiknya masyarakat diingatkan agar waspada terhadap penyebaran penyakit malaria.

Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hanya disebarkan oleh nyamuk anopheles betina. Ada banyak jenis parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia.

Parasit masuk ke dalam aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Gigitan ini lebih sering terjadi pada malam hari. Kasus malaria paling banyak ditemukan di Indonesia disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.

Kedua jenis parasit ini penyebab malaria paling umum. Plasmodium falciparum merupakan parasit yang menyebabkan sebagian besar penderita malaria meninggal dunia.Plasmodium vivax bisa mengakibatkan penderita yang telah sembuh menjadi sakit lagi karena parasit ini dapat diam dan bersembunyi di dalam organ hati manusia sebelum menjadi aktif lagi.

Tiga parasit lainnya adalah Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium knowlesi, ketiga parasit ini jarang ditemui kejadiannya di Indonesia. Waktu kemunculan gejala dan gigitan nyamuk atau masa inkubasi adalah 7 hingga 14 hari pada malaria akibat Plasmodium falciparum.

12 hingga 18 hari pada malaria akibat Plasmodium vivax. Setalah terjadi gigitan nyamuk,parasit akan masuk ke aliran darah dan bergerak ke organ hati. Infeksi akan terjadi dan berkembang di organ hati.

Dari situ,parasit akan masuk kembali ke aliran darah dan menyerang sel darah merah. Parasit akan memanfaatkan sel darah merah sebagai tempat berkembang biak. Jika sel darah merah sudah penuh terisi dengan parasit malaria, sel tersebut akan meletus sehingga lebih banyak lagi parasit yang tersebar di dalam aliran darah.

Sel darah merah yang terinfeksi meletus tiap dua hingga tiga hari. Ketika ini terjadi, penderita akan mengalami gejala seperti demam, menggigil, dan berkeringat. Karena parasit yang menyebabkan malaria turut memengaruhi sel darah merah,orang yang memiliki infeksi darah juga bisa terserang malaria.

Beberapa proses yang bisa menularkan infeksi malaria, yakni dari ibu hamil yang terkena malaria ke janin yang dikandungnya, proses transfusi darah, berbagi jarum suntik dengan penderita malaria.

Berkunjung ke daerah endemik malaria. Biasanya pendatang lebih rentan terserang malaria, karena sistem kekebalan tubuh mereka tidak sebaik penduduk daerah endemik malaria dalam melawan parasit.

Oleh karena itu sangat disarankan untuk mengonsumsi obat anti malaria jika ingin bepergian ke daerah endemik malaria.Gejala awal dari malaria adalah demam tinggi, sakit kepala, berkeringat dingin, mual dan muntah-muntah, nyeri otot, diare,anemia, kejang, dan tinja berdarah.

Pada masa inkubasi awal, gejala malaria seperti demam dan nyeri kepala seringkali hanya bersifat ringan dan sering disalahartikan dengan penyakit umum lainnya. Namun, hal ini bisa menjadi berbahaya apabila jenis parasit yang menggigit adalah Plasmodium falciparum. Jenis parasit ini paling berbahaya dan dapat menyebabkan kondisi serius, bahkan mengancam nyawa apabila tidak segera ditangani dalam waktu 24 jam.

Beberapa kompliksi akibat penyakit malaria adalah dehidrasi atau kekurangan cairan pada tubuh, tekanan darah menurun secara tiba-tiba. Ada juga komplikasi Malaria Serebral.

Komplikasi ini cukup langka, tapi malaria ini bisa mengakibatkan pembengkakan dan ini terjadi ketika sel darah yang dipenuhi parasit menghalangi pembuluh darah kecil di otak. Terkadang bisa menyebabkan kerusakan otak permanen, kejang-kejang, bahkan koma.

Komplikasi anemia parah, kerusakan sel darah merah yang disebabkan parasit malaria, yakni kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi dengan baik dalam membawa oksigen ke organ tubuh.

Komplikasi malaria juga bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh, yakni gagal ginjal, gagal hati atau pecahnya organ limpa. Semua kondisi ini bisa mengancam nyawa seseorang. Komplikasi pada gangguan pernapasan, yakni penumpukan cairan di dalam paru-paru atau edema paru yang menyebabkan kesulitan bernapas. Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

Malaria yang parah juga bisa menyebabkan hipoglikemia atau kondisi gula darah rendah. Obat anti malaria quinine, jugabisa akibatkan gula darah rendah. Gula darah yang sangat rendah bisa berakibat koma, bahkan kematian. Ada lagi Jaundice atau penyakit kuning.

Komplikasi dari malaria bisa menyerang siapapun, termasuk ibu hamil. Jika ibu hamil mengalami malaria, maka berpotensi mengalami komplikasi serius seperti kelahiran prematur, pertumbuhan bayi di dalam kandungan terganggu, berat badan bayi di bawah normal, keguguran, dan paling parah menyebabkan kematian pada ibu dan bayi.

Pemulihan secara sempurna bisa dilakukan jika malaria diobati dan dirawat dengan benar. Proses ini dilakukan langsung setelah diagnosis malaria diketahui. Obat anti malaria yang diberikan tergantung kepada jenis parasit yang menyebabkan malaria, tingkat keparahan gejala yang dialami penderita, dimana pasien terjangkit malaria, apakah pasien menggunakan obat antimalaria,apakah pasien sedang hamil.

Beberapa jenis penyakit malaria terkadang resisten terhadap obat tertentu. Contohnya, obat anti malaria chloroquine terbukti tidak efektif dalam menangani kasus malaria di Indonesia, karena jenis parasit di Indonesia telah kebal terhadap obat ini. Untuk masalah ini, kombinasi obat malaria akan disarankan oleh dokter. Jika malaria berada pada tingkat yang parah, obat akan diberikan melalui infus dan dilakukan di rumah sakit.

Agar Tidak Tertular Malaria

Menghindari diri agar tidak tergigit nyamuk adalah cara terbaik agar tidak tertular malaria. Beberapa cara lain yang bisa dilakukan adalah memakai kelambu berinsektisida untuk menutupi ranjang.

Menggunakan pakaian atau selimut yang bisa menutupi kulit tubuh. Membersihkan bak mandi dan menabur serbuk abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk. Menyingkirkan atau menutup genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik-jentik nyamuk.

Memakai losion anti serangga yang mengandung DEET atau diethyltoluamide. Memakai obat nyamuk bakar atau semprot secara teratur. Melakukan fogging atau pengasapan secara teratur di lingkungan tempat tinggal.

Jika berencana untuk bepergian ke daerah di mana kasus malarianya tinggi, Anda bisa berjaga-jaga dengan mengonsumsi obat antimalaria sebagai langkah pencegahan. Orang yang tinggal di daerah bebas malaria, sistem kekebalan mereka terhadap parasit malaria tidak sebagus orang yang tinggal di wilayah endemic malaria. *** ( WSP/dr Lily )

What do you think?

Written by virgo

Kembali ke Bogor Usai Kunjungi Pesantren dan Salat Jumat

Menlu Retno: Indonesia Terus Upayakan Semua Pihak Hentikan Kekerasan di Rakhine State