Jumat, 31 Maret 2017 15:39 WIB
MEDAN – Ramlan Parulian Simanjuntak (36), wartawan yang tewas dibunuh di Deliserdang, dipastikan tidak berkaitan dengan pemberitaan. Aksi eksekusi berbuah maut itu ternyata dilatarbelakangi utang-piutang.
Motif ini dijelaskan langsung Timbul Sihombing (39) yang merupakan pelaku tunggal pembunuhan Parulian. Pria yang tidak memiliki pekerjaan tetap ini ditangkap di Lapangan Merdeka, Binjai, Rabu (29/3) malam.
Ia tidak bisa mengelak, karena polisi memiliki bukti rekaman CCTV dan pisau yang digunakannya menikam korban berhasil disita petugas.
Dari pemeriksaan diketahui kalau tersangka menaruh dendam terhadap korban. Semuanya bermula dari peristiwa dua tahun lalu, di mana korban meminjam uang Rp 4,5 juta. “Tahun 2015 korban utang Rp 4,5 juta untuk merehab rumah. Tapi sampai sekarang tidak pernah dikembalikan,” ujar sumber di Polda Sumut.
Ketika ditagih, bukannya mengembalikan utuh uang itu, korban kata tersangka justru menculiknya. Timbul mengklaim dirinya disekap korban di sebuah rumah kosong, dan selama disekap dirinya dianiaya.
Namun keterangan ini masih pembuktian lebih mendalam. Sebab tersangka tidak bisa menjelaskan lokasi dan tanggal penculikan itu dengan rinci. “Masih didalami keterangannya. Bisa saja itu upaya dia untuk membela diri,” kata Kasubbid PID Humas Polda Sumut AKBP Mangatar P Nainggolan, Kamis (30/3).
Kematian korban sempat menggegerkan warga karena jasadnya tergeletak dalam kondisi bersimbah darah di Jalan Medan – Binjai, Sunggal, Deliserdang, Rabu (29/3) pagi. Awalnya muncul dugaan kematian pria asal Jalan Banten, Sunggal, Deliserdang, Sumut ini berkaitan dengan profesinya sebagai wartawan.
Apalagi kakak korban, Renova Simanjuntak sempat mengatakan sejak Senin (27/3) korban sudah mendapat ancaman melalui telepon.
“Sejak mendapat ancaman, dia gak berani ke luar rumah. Yang mengantar anaknya sekolah pun terpaksa abang dia (korban),” katanya.(mad)
