Ya, menurut penuturan Ferry, putra sulung Sumarwati, perempuan yang melahirkannya 37 tahun lalu itu didiagnosa mengidap kanker rahim. Kisahnya diawali 3 Oktober 2016 saat ibu yang sudah 12 tahun menopause tersebut tiba-tiba mengeluarkan flek darah seperti perempuan menstruasi.
Maka, hari itu juga keluarga membawanya ke Rumah Sakit Anugrah Medika Bandar Lampung yang tidak jauh dari kediaman mereka. Selain tidak jauh, rumah sakit itu juga menerima pasien BPJS Kesehatan.
Setelah dokter memeriksa kondisinya, maka diputuskan rahim sang ibu dikuret. Tujuannya untuk mengambil sampel jaringan rahim supaya bisa diteliti secara patologi-anatomi. Tindakan kuret itu sama sekali tidak dipungut biaya satu rupiah pun.
Jaringan itu dikirim ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek dan ditangani dokter patologi anatomi Wien Wiratmoko GTP.Sp.PA. Hasilnya terdapat sel kanker ganas di jaringan rahim itu. Maka, pemeriksaan Sumarwati selanjutnya diserahkan kepada dokter spesialis kanker kandungan RS Abdul Moeloek.
Dokter spesialis kanker kandungan menyarankan rahim Sumarwati segara diangkat karena stadium perkembangbiakan sel kankernya masih dalam stadium dini. Meski begitu, proses berkembang biaknya sel tersebut tergolong sangat cepat atau kategori kanker ganas.
Namun, Rumah Sakit Abdul Moeloek saat itu, tidak bisa memenuhi keinginan keluarga Sumarwati. Sebab, hanya dua ruang operasi yang bisa digunakan saat ini, sedangkan enam lainnya dalam kondisi sedang direnovasi.
Untuk itu, pasien di rumah sakit yang harus mendapat tindakan operasi harus berada dalam daftar tunggu yang sangat panjang. Sumarwati sendiri diperkirakan baru bisa dioperasi pada April 2017.
Kondisi perkembangan sel kanker ibunyalah yang membuat hati Ferry gundah Jika sel kanker itu berkembang dengan cepat bagaimana kondisi ibunya pada April 2017. Dia mengkhawatirkan adanya penyebaran sel kanker di organ tubuh lain ibunya.
Sementara itu, mengingat biaya penanganan penyakit ibunya yang sangat besar, Ferry tetap berupaya menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan untuk membuat sang ibu sembuh. Dengan adanya rujukan dari rumah sakit abdoel moeloek akhirnya Sumarwati dipindah ke Rumah Sakit Urip juga berada di Bandar Lampung, Lampung.
Sebuah rumah sakit swasta yang menerima pasien BPJS Kesehatan. Lebih beruntung lagi, dokter yang menanganinya sangat menghargai seluruh pasien tanpa pandang bulu, apakah pasien BPJS Kesehatan atau pasien umum yang membayar langsung. Entah kebetulan atau tidak, dokter tersebut adalah adik kelas Direktur Utama BPJS Kesehatan Dr. dr. Fahmi Idris MKes di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
Kini, rahim yang bersel kanker itu sudah diangkat melalui tindakan operasi, Kamis (10/11/2016). Sementara kondisi klinisnya, menurut Ferry, relatif baik. Sehingga, tinggal menunggu proses pemulihan.
Ferry pun bersyukur sang ibu segera mendapat tindakan sesuai rekomendasi dokter spesialis kanker kandungan. Dia lebih bersyukur lagi karena semuanya tidak mengeluarkan biaya karena ditanggung BPJS Kesehatan.
Beberapa kali Ferry melontarkan rasa terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan. Khususnya kepada Direktur Utama BPJS Kesehatan Dr.dr. Fahmi Idris MKes yang berhasil mengelola program jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia itu dengan baik.