Jakarta (ANTARA) – Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) secara resmi menjalin kerja sama dengan Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) untuk mengawasi penyelenggaraan PON 2021 Papua.
Dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama yang dilakukan di Jakarta, Sabtu, Sekretaris Umum PB PON Elia I. Loupatty mengatakan bahwa pengawasan doping penting karena merupakan ketentuan yang harus dipenuhi dalam setiap penyelenggaraan kejuaraan.
“Kerja sama ini salah satu persyaratan penyelenggaraan PON harus ada tes doping sehingga karena sifatnya independen maka di Indonesia kami bekerja sama dengan LADI,” kata Elia.
Ia berharap dengan adanya pengawasan tersebut PON Papua 2021 bisa terselenggara dengan sukses, tidak hanya secara prestasi, tetapi juga terbebas dari doping.
Baca juga: Kemenpora siap bangun laboratorium anti doping di Indonesia
Baca juga: Soal doping, LADI minta PABBSI perketat pengawasan atlet
Sementara itu, Ketua LADI Zaini Khadafi Saragih menyambut baik kerja sama tersebut. Menurut dia, LADI sebetulnya telah menjadi partner independen dalam pengawasan doping di berbagai setiap penyelenggaraan kejuaraan olahraga sebelumnya.
Namun kali ini berbeda karena LADI untuk pertama kalinya ditugasi secara resmi oleh PB PON Papua untuk langsung mengawasi pekan olahraga empat tahunan itu.
“Kalau PON sebelumnya tidak ada penyerahan tugas secara resmi seperti ini. Beda dengan sekarang dari PB PON menyerahkan tugas pengawasan doping ke LADI, baru nanti LADI akan membentuk tim untuk bertugas jadi akan berbeda konsekuensinya nanti,” ucap Zaini.
Jika demikian diharapkan tidak akan ada kecurigaan antarkontingen di PON Papua nanti karena pengawasan dilaksanakan oleh lembaga independen tanpa melibatkan pihak penyelenggara ataupun pemerintah.
“Kalau dengan kondisi begini orang-orang tidak akan mempertanyakan proses pengawasan doping lagi karena yang menyelenggarakan LADI bukan PB PON atau pemerintah Papua,”
“Ini berbeda kalau misalnya yang menyelenggarakannya PB PON atau pemerintah Papua mereka bisa curiga jangan-jangan ini pengawasannya timbang pilih,” pungkas dia.
Adapun bentuk pengawasan dari LADI nantinya berupa pengujian sampel sejumlah atlet. Sampel akan dikirim ke Doha, Qatar untuk mengetahui hasilnya.
Baca juga: Dinkes anggarkan Rp8 miliar untuk inventaris gedung doping center
Baca juga: Papua maksimalkan persiapan PON XX setelah hitung mundur dimulai
Baca juga: Pemprov Papua habiskan Rp2,37 triliun bangun sembilan arena PON
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA 2020