Sabtu, 24 Desember 2016 15:29 WIB
MEDAN – Puluhan pedagang buku eks Titi Gantung, Medan mengepung Kantor Wali Kota Medan, Jumat (23/12) pagi. Mereka mengecam tindakan pemerintah kota yang berniat menggusur mereka kembali.
Salah satu orator, Salman mengungkapkan mereka telah disurati Pemko Medan untuk segera mengosongkan kios buku yang saat mereka huni di sepanjang Jalan Pegadaian, Medan. Padahal keberadaan mereka di lahan itu didasari keputusan Wali Kota pasca-penggusuran dari Lapangan Merdeka, Medan.
Keputusan ini dinilainya tidak bijak karena dalam kurun lima tahun terakhir mereka sudah tiga kali digusur. Awalnya puluhan para pedagang buku ini menghuni Titi Gantung yang berada di sisi timur Lapangan Merdeka. Namun karena keberadaan mereka dianggap telah meubah fungsi titi peninggalan zaman Belanda itu, mereka digusur ke Lapangan Merdeka, Medan.
Belakangan keberadaan mereka di Lapangan Merdeka kembali diusik menyusul pembangunan Stasiun KA Bandara. Lahan yang mereka diami diincar PT KA Divre I Sumut untuk dijadikan tempat parkir pengunjung staisun.
“Setelah berebat panjang, akhirnya Wali Kota Medan mengeluarkan SK untuk kami menghuni lapak di sini (Pegadaian). Nah sekarang ini dengan alasan lain, kami mau digusur lagi,” kata Salman.
Menurutnya penggusuran ini menegaskan Pemko Medan telah berlaku tidak adil dan tidak menghormati hukum. Pasalnya selain mengangkangi SK Wali Kota terdahulu, penggusuran yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini tidak memiliki SK.
Kami tidak akan pindah dari lokasi (Pegadaian) sebelum landasan hukum diberikan kepada para pedagang buku ini. Jangan ada intimidasi untuk kami untuk segera kosongkan kios sebelum landasan hukum diberikan,” tegasnya.
Aksi para pedagang ini menyebabkan arus lalu lintas di inti Kota Medan lumpuh. Ratusan kendaraan terjebak kemacetan panjang karena tidak bisa menembus Jalan Kapten Maulana Lubis, yang menjadi titik kumpul massa. Beruntung menjelang shalat Jumat, massa membubarkan diri dengan tertib. (mad)
