Sejak awal Ramadhan, harga minyak goreng (migor) curah melambung. Masyarakat dan pedagang mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng dan mahalnya harga komoditas tersebut.
Seperti disampaikan seorang pedagang minyak goreng di Pasar Raya Padang, Sudirman. Menurutnya, harga minyak goreng selama bulan Ramadhan ini terus mengalami kenaikan. Selain itu mereka, kesulitan mendapatkan stok minyak akhir-akhir ini.
“Minyak goreng sekarang mengalami kenaikan. Biasanya dijual Rp13.000, sekarang dijual Rp15.000. Mengambil barang sekarang juga sulit. Kalau tidak berlangganan, sulit dapat. Biasanya kita bisa dapat berapa pun ada yang penting ada uang. Namun sekarang paling banyak hanya tiga sampai empat jeriken. Kalau pun ada, tapi harga ditinggikan,” ungkapnya.
Pedagang lainnya Harliyan mengatakan, harga minyak goreng naik disebabkan harga di distributor dan harga sawit naik serta sulitnya mendapatkan stok minyak.
“Harga minyak sekarang memang naik disebabkan oleh harga distributornya naik, sawit naik. Kadang juga susah mendapatkan stok minyak goreng,” katanya.
Pedagang minyak goreng lainnya, Irfan Nuli Putra mengungkapkan, naiknya harga minyak goreng membuat omzet penjualannya semakin sulit.
“Biasanya kita jua minyak goreng itu Rp13.000 sampai Rp14.000. Sekarang kita jual Rp15.000 sampai Rp15.500,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, tingginya harga minyak berdampak pada omzet penjualan khususnya pada bulan Ramadhan ini. “Karena tingginya harga, orang jadi mikir membeli minyak, namun karena kebutuhan juga orang tetap beli. Tapi tidak selancar sebelumnya,” katanya.
Dia berharap pemerintah bisa mengatasi ini sehingga harga minyak goreng bisa stabil dan penjualan meningkat. Apalagi saat ini bulan Ramadhan dan akan memasuki Lebaran yang kebutuhannya meningkat.
“Harapan kita ke depannya harga minyak goreng stabil lah, agar orang senang membeli minyak dan penjualan bisa jadi meningkat atau setidaknya stabil,” harapnya. (cr12)
