JAKARTA – Pemberdayaan dan peningkatan kualitas wirausaha pemula melalui pelatihan kewirausahaan dan vokasional tetap menjadi fokus Kementerian Koperasi dan UKM tahun depan. Saat ini, program pelatihan kewirausahaan sudah mulai memasuki tahap pembenahan kemasan produk. “Kami akan terus mendidik dan melatih kewirausahaan bagi keluarga petani dan nelayan, serta warga di wilayah perbatasan.
Jadi, bila petani gagal panen atau nelayan sulit mendapat ikan, ekonomi keluarganya tetap stabil karena istri dan keluarganya sudah memiliki usaha,” kata Deputi bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso BS dalam acara pelatihan kewirausahaan berbasis digital online bagi UKM perempuan, hasil kerja sama Kementerian Koperasi dan UKM dengan Wanita Persahi (Perhimpunan Sarjana Hukum Indonesia), di Jakarta, Rabu (14/12).
Bahkan, lanjut Prakoso, program pelatihan kewirausahaan saat ini sudah mulai memasuki tahap pembenahan kemasan produk. Menurutnya, kemasan produk tidak bisa lagi sederhana, harus bagus dan menarik. “Saya pernah mendapat oleh-oleh manisan dari Jepang, meski sekadar manisan tapi kemasannya luar biasa indah dan menarik.
Itu yang harus kita dorong agar para UKM kita berinovasi dalam hal kemasan produk,” ungkapnya. Untuk itu, Prakoso berharap para wirausaha di bidang UKM, khususnya anggota Wanita Persahi, mampu memanfaatkan program kewirausahaan dan vokasional yang digulirkan Kemenkop dan UKM. “Pelatihan kewirausahaan dan vokasional harus tepat sasaran. Makanya, hal itu harus disesuaikan dengan kebutuhan dari komunitas yang bersangkutan.
Kita hanya melatih, mendidik, dan mendampingi. Mengenai apa bentuknya, kami sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, butuh pelatihan pengolahan ikan, menjahit, dan sebagainya. Tugas kita adalah mendatangkan ahlinya di bidang tersebut,” paparnya.
Ubah “Mindset”
Dalam kesempatan itu, Prakoso juga meminta para wirausaha perempuan di sektor usaha kecil menengah (UKM) untuk mengubah mindset (pola pikir) dari konvesional menjadi berbasis teknologi atau online dalam memasarkan produknya. Produktifitas perlu ditingkatkan, serta kemasan produk juga harus bagus dan menarik.
“Nuansa tradisional memang harus dipertahankan, namun harus memiliki inovasi dalam kemasan. Yang tak kalah penting adalah UKM perempuan harus percaya diri untuk mulai memasuki dunia online dalam hal pemasaran produknya,” kata dia. Hanya saja, lanjut Prakoso, ketika sudah masuk ke bisnis online, banyak hal yang harus menjadi perhatian utama.
Yaitu, kualitas produk dan ketepatan dalam hal pengiriman hingga tepat waktu sampai ke tangan konsumen. Ketua Umum Wanita Persahi, Hendrawaty Yuripersana mengungkapkan bahwa pihaknya tidak bisa lagi menutup mata akan kemajuan teknologi sebagai basis berwirausaha. “Justru kita harus melihat bahwa dengan teknologi berbasis online itu semakin mempermudah kita dalam hal pemasaran produk,” katanya.
Sementara itu, Country Manager CSR IBM Indonesia, Santi Diansari Hargianto menyebutkan bahwa UKM perempuan harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dalam menjalankan usahanya. “Teknologi sudah ada di depan mata, maka kita harus membangun aplikasi khusus untuk pemasaran produk UKM,” tandasnya. sdk/E-3