SOLSEL, METRO – Akibat adanya pembatasan media sosial (medsos), pedagang online atau pedagang dalam jaringan (daring) di Kabupaten Solok Selatan (Solsel) mengaku merugi. Hal ini diakibatkan karena pembatasan akses medsos yaitu facebook, twitter dan instagram oleh pemerintah.
Akibat adanya pembatasan ini, tentunya pedagang online tidak bisa memposting contoh barang dagangan di medsos sehingga tidak ada tawaran dari pelanggan.
“Sejak diberlakukannya pembatasan di medsos ini, kami tidak bisa memposting contoh barang dagangan di medsos. Sehingga pelanggan tidak tahu, dan tidak ada penjualan,” ujar seorang pedagang online, Yanti di Muaro Labuah, Kamis (23/5).
Ia menjelaskan, perdagangan online ini saat memasuki lebaran cukup meningkat. Dalam kondisi normal, bisa menghasilkan Rp2 juta dan menjelang lebaran Rp5 juta setiap minggu. Akan tetapi, sejak terjadi pembatasan ini, ia tidak bisa memposting dagangannya, yang jelasnya pasti tidak ada yang terjual.
“Sejak ada pembatasan medsos, dagangan saya belum laku dan ini sangat merugikan terutama menjelang lebaran yang biasanya omzetnya naik,” ungkapnya.
Menurutnya, barang dagangannya dipromosikan melalui akun facebook dan instagram. Sekarang semuanya susah untuk di akses. Setelah dagangan diposting melalui medsos, biasanya pembeli menanyakan harga, ukuran lewat kolom komentar atau dilanjutkan ke whatsapp.
“Akun medsos itu paling banyak dilihat warganet sebelum belanja, tapi sekarang tidak bisa diakses,” ujarnya.
Yanti menambahkan, setiap hari dia berjualan pakaian, perlengkapan lebaran di medsos. Tentunya berharap medsos segera bisa diakses dengan lancar sehingga pedagang online tidak rugi. “Kami dari pedagang online berharap, pembatasan medsos ini segera berakhir,” pungkasnya. (afr)