Kapolres Tanjungpinang, AKBP Ardianto Tedjo Baskoro, di Tanjungpinang, Senin, mengatakan sejumlah mahasiswa yang diduga provokator aksi damai yang berujung ricuh tersebut.
“Kami mengamankan sejumlah mahasiswa ke Mapolres Tanjungpinang agar tidak terjadi kericuhan lebih lanjut,” katanya.
Dalam aksi unjuk rasa mahasiwa tersebut, sejumlah media online lokal setempat memberitakan meninggalnya salah satu pegawai Disdik Kepri.
“Gak ada kaitannya, jadi tadi setelah kami memeriksa cctv, dari gambar yang ada yang bersangkutan memegang tembok, 4 meter dari bentrok mahasiswa. Diduga pegawai yang meninggal hipertensi dan sakit jantung,” ujarnya.
Ia membenarkan terkait meninggalnya Kabid Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Kepri, saat aksi mahasiswa berlangsung.
“Ibu tersebut memang punya penyakit jantung, mahasiswa kan dalam aksinya menyebutkan aksi damai tapi kenapa jadi anarkis seperti itu. Saya tidak melihat begitu jelas pegawai saya tergelincir di lokasi,” ujarnya.
Kapolres mengungkapkan, pihaknya mengerahkan 70 personel untuk mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut.
Ia mengatakan, pihak kepolisian sebelumnya sudah menangani permasalahan bantuan pendidikan mahasiswa Kepri. Polres Tanjungpinang sudah mengambil keterangan salah satu pegawai Disdik yang terlibat dalam penerimaan beasiswa mahasiswa.
“Kami tidak menemukan ada unsur korupsi. Jika ada unsur korupsi kami proses, sampai hari ini kerugian negara belum ada,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Arifin Nasir, mengatakan sudah mengambil langkah-langkah strategis untuk menampung aspirasi mahasiswa, terkait penerimaan beasiswa tersebut.
“Saya sampaikan jika ada kesalahan teknis dalam penerimaan datanya yang mana, coba dijelaskan tapi mahasiswa minta untuk dibahas bersama, tentu tidak bisa, dalam menjalankan pemerintahan ada batasan yang harus dipaparkan bersama ada yang sifatnya tertutup,” ujarnya.