JAKARTA – Presiden Joko Widodo berkeinginan agar pemberian penghargaan Bintang Mahaputra lebih selektif. Untuk itu, bintang jasa diberikan bukan semata karena jabatan, namun pengabdiannya kepada bangsa dan negara.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Negara, Jimly Asshiddiqie, usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/8). Jimly bersama Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Negara, Ryamizard Ryacudu.
“Bapak Presiden memberi arahan kepada dewan gelar untuk memperketat pemberian gelar-gelar pahlawan maupun penghargaan bintang. Bintang Mahaputra supaya lebih selektif bukan karena jabatan seseorang dia diberi penghargaan, melainkan karena dia telah bekerja mengabdi beyond the call of the duty, lebih dari tugas formalnya sebagai pejabat,” kata Jimly.
Menurut Jimly, tokoh yang nantinya mendapatkan tanda jasa maupun gelar kehormatan haruslah seseorang yang memiliki nilai lebih atas tugas jabatannya.
“Jadi, kalau dia hanya karena jabatannya, ya dipertimbangkan diberikan bukan bintang, tapi ada penghargaan dalam bentuk lain, mungkin bintang jasa,” ucap Jimly seraya menambahkan bahwa untuk Binta Mahaputra akan ada pengetatan.
Saat disinggung mengenai model penilaiannya, Jimly menitikberatkan pada nilai lebih dari seseorang dalam menjalankan tugas jabatannya. “Seminggu ini kami selesaikan, jadi belum final,” jawab Jimly.
Menurut dia, saat ini sudah ada beberapa kandidat seseorang yang akan mendapatkan bintang Mahaputra. “Yang diusulkan ada 29 orang,” tuturnya.
Pernyataan senada disampaikan Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Negara, Ryamizard Ryacudu. Ia menjelaskan bahwa penerima Bintang Mahaputra haruslah seseorang yang memiliki dedikasi luar biasa dalam menjalankan tugas untuk bangsa dan negara. “Melebihi panggilan tugas,” ucap Ryamizard.
Rymaizard lalu merinci penghargaan Bintang Mahaputra yang jumlahnya dibagi dalam lima kelas yaitu, pertama Adipurna, Adipradana, Utama, Pertama, dan Nararya.
“Yang paling banyak adalah tanda jasa utama. Mahaputra diseleksi betul, kan ada lima, ini yang paling bawah aja,” ucap dia.
Belum Pahlawan Nasional
Sementara itu, Jimly mengatakan bahwa persiapan pemberian penghargaan ini belum sampai kepada pemilihan untuk nama-nama pahlawan nasional. Menurut dia, untuk pahlawan akan dibahas pada bulan Oktober.
“Tradisi setiap menjelang hari kemerdekaan ada penghargaan, tapi khusus untuk pahlawan tanggal 10 November. Jadi, kita batasi laporan kita sekarang ini belum menyangkut itu (pahlawan nasional),” kata Jimly. fdl/AR-2