in

Pembuangan Bayi Marak di Sumbar

Di Padang, Ditemukan Tiga Kasus 

Kasus pembuangan bayi diduga akibat hubungan gelap, semakin memprihatinkan saja di Sumbar. Lebih memprihatinkan lagi, orangtua yang melahirkan bayi malang itu sampai ada yang nekat membuang bayinya ke dalam sumur.  

Teranyar, Selasa (1/8) lalu, sesosok bayi laki-laki malang ditemukan warga perkampungan Plasma IV, Jorong Giri Maju, Nagari Kotobaru, Kecamatan Luhak Nanduo, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), di kolong jembatan.

Pantauan Padang Ekspres, bayi malang tersebut pertama kali ditemukan salah seorang warga yakni Ester, 15, pelajar, warga Plasma IV,  sekitar pukul 15. 00. Dia mendengar suara tangisan bayi di pinggiran sungai tidak begitu jauh dari rumahnya. Kemudian, Ester mencari sumber suara tangisan bayi tersebut.

Akhirnya, dia menemukan bayi malang di bawah jembatan yang dibungkus dengan kain dan beralaskan karung. Tak menunggu lama, Esterpun memanggil warga lainnya dan melapor kepada pihak Polsek Pasaman. Polisi yang datang, langsung melakukan olah TKP dan memintai keterangan saksi. Kemudian, bayi tersebut diperiksa kesehatannya oleh bidan desa.

Selanjutnya, bayi malang itu dibawa polisi, bidan desa, kepala jorong setempat dan dibantu beberapa warga lainnya ke RSI Ibnu Sina Yarsi, Simpang Empat. Kepala Ruangan Perinatology (Ruangan Khusus Anak) RSI Ibnu Sina Yarsi, Roza Lina, 37, bayi malang itu diterimanya Selasa (1/8) sekitar pukul 19. 45. Dari data medis, bayi tersebut berbobot 3 kg dan panjang 49 cm.

“Kini kondisi bayi mungil itu dalam keadaan sehat dan saat ini ditempatkan  ruangan Perinatology di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Yarsi Simpang Empat,” kata Roza Lina.

Dia menambahkan, dari data pasien ruangan khusus bayi, bayi tersebut berumur nol hari atau diperkirakan lahir masih dalam hitungan jam. Kondisi bayi dalam keadaan sehat dan masih berada dalam kamar perawatan.

Sementara itu Kapolsek Pasaman AKP Adri Fides, saat ditemui di rumahnya kawasan asrama Polres Pasbar mengatakan, pihaknya sedang mendalami kasus ini, termasuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada. Seperti, memanggil saksi untuk mengungkap siapa pelaku pembuangan bayi tersebut.

“Dugaan sementara pelaku adalah warga sekitar, karena mengetahui lokasi pembuangan anak sebagai tempat MCK sebagian besar warga Plasma IV,” katanya. 

Kasus pembuangan bayi di Plasma IV, Jorong Giri Maju, Nagari Kotobaru, Kecamatan Luhak Nanduo ini, menambah panjang kasus serupa yang terjadi di Sumbar tahun ini. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Padang Ekspres, setidaknya terdapat tujuh kasus lain yang terjadi terhitung sejak Januari-Agustus ini.

Khusus di Pasbar, sebelumnya juga terjadi kasus yang sama. Tepatnya, Senin (24/4) lalu. Waktu itu, warga Kampung Pinang Nagari Rabijonggor, Kecamatan Gunungtuleh, Pasbar dikejutkan dengan penemuan mayat bayi di aliran Sungai Batang Alin sekitar pukul 11.30. Hingga, kini, orangtua bayi itu masih dalam penyelidikan kepolisian.

Di Padangpariaman, Senin (29/5), bayi perempuan berusia sekitar 1 minggu ditemukan dekat kandang ayam salah seorang warga di Korong Tanjungalai, Nagari Kuranjihulu, Kecamatan Sungaigeringgi, Kabupaten Padangpariaman. Warga yang menemukannya langsung membawa ke Puskesmas Sungaigeringging untuk dilakukan proses inkubator.

Sementara di Padang, tercatat terjadi tiga kasus. Kasus pertama, terjadi di Padang Pasir, Kelurahan Ujunggurun, Kecamatan Padang Barat, Sabtu (15/4). Warga setempat menemukan bayi ketika sedang membersihkan selokan di depan rumahnya. 

Kasus kedua, bayi laki-laki ditemukan warga di depan Masjid Darussakinah, Kompleks Perumahan Filano Jaya I, Kelurahan Kubu Dalam Parakkarakah, Kecamatan Padang Timur, Sabtu (29/7). Terakhir,  sesosok bayi perempuan ditemukan tidak beryawa di depan Kampus Politeknik Negeri Padang, Rabu sore (26/7). 

Di Sijunjung lebih menghenaskan lagi. Dua Balita kembar bernama Nafira, 11 bulan dan Nafizah, 11 bulan dibuang ibu kandungnya di dua sumur berbeda di Jorong Koto, Nagari Buluhkasok, Kecamatan Lubuktarok, Jumat (17/2). Dugaan sementara, sang pelaku, Y, 26, mengalami gangguan kejiwaan. 

Sementara di Payakumbuh, kepolisian setempat berhasil mengungkap orangtua bayi yang membuang bayinya di teras panti asuhan kawasan Labuahbaru, Kota Payakumbuh,  Sabtu (7/1) dini hari. Pelaku adalah pasangan luar nikah berinisial RC, 25 dan WP, 19.

Hubungan di Luar Nikah

Psikolog Yuni Ushi Johan angkat bicara terkait maraknya kasus pembuangan bayi ini. Menurutnya, ada beberapa faktor pemicu hingga seseorang nekad membuang bayi yang merupakan darah daging mereka (orangtua) sendiri.

“Seseorang nekat membuang bayi dikarenakan tidak diharapkan oleh orangtuanya. Dalam arti kata, orangtua bayi telah hamil di luar nikah dan belum siap memiliki seorang anak. Selain itu, karena faktor ekonomi. Tapi, pada umumnya kebanyakan pemicunya karena si bayi ini tidak diharapkan,” terang Yuni Ushi Johan kepada Padang Ekspres. 

Dijelaskannya, sebenarnya orangtua bayi tidak mau membunuh atau membuang bayi tersebut asalkan kedua pasangan bertanggung jawab. Namun, kebanyak pasangan tidak demikian dan memutuskan untuk nekat melakukan hal yang keji itu.

“Orangtua laki-laki yang tidak bertanggung-jawab dan mengakibatkan ibu dari si bayi kehilangan akal dan buntu pikiran, sehingga tidak tahu harus mengadu ke mana lagi untuk menutup permasalahan yang dialaminya. Anggap saja misalkan mengadu ke orangtua, pasti akan dimarahi atau tidak diizinkan menikah dengan laki-laki tersebut,” ulasnya.

Dengan demikian, Yuni Ushi Johan menambahkan, akhirnya orangtua bayi nekat mengorbankan dirinya dan mengakibatkan berani membuang atau membunuh calon manusia baru yang telah dilahirkannya. Hal itu, diakibatkan pikiran orangtua yang telah sempit.

Terkait dampak orangtua yang telah nekat membuang anaknya, Yuni Ushi Johan membeberkan, akan memiliki kepribadian yang tertutup dan berada di kondisi yang tidak tenang. Selain itu, juga tidak mampu beraktivitas karena memiliki rasa malu yang luar biasa. “Mereka (orangtua) akan cemas, gelisah dan takut bertemu dengan orang-orang baru,” katanya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Belanja Naik, Pendapatan Ditarget Turun

Neymar Pamitan, PSG Tinggal Bayar Rp 3,49 T