in

Pemda Mesti Proaktif Raih Investasi Arab

Sumbar Destinasi Halal, Akses lebih Dekat

Pemerintah daerah (Pemda) Sumbar harus proaktif menangkap keinginan Kerajaan Arab berinvestasi di kawasan wisata Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan. Hal itu akan berdampak terhadap sektor-sektor pengembangan investasi lainnya.

Pakar pariwisata dari Universitas Andalas Padang, Sari Lenggogeni menyebutkan, mestinya pemerintah daerah ketika dapat informasi rencana kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia, sudah menyiapkan konsep yang jelas untuk ditawarkan bagi destinasi wisata di Sumbar, khususnya kawasan wisata Mandeh. Didukung dengan bagaimana manajemen pengembangan kawasan tersebut.

Pemerintah harus proaktif jemput bola dan memanfaatkan jaringan yang ada di pusat untuk melobi agar Sumbar masuk dalam pembicaraan Presiden Joko Widodo dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, awal Maret nanti.

Terkait dipilihnya Bali sebagai lokasi liburan Raja Arab Saudi, bukan Sumbar yang merupakan destinasi halal dunia, menurut Sari hal itu lebih pada faktor fasilitas yang dimiliki Bali sesuai standar yang mereka harapkan.

“Alasan Bali tentu jelas dikarenakan persoalan fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada di sana. Meski kita kita di Sumbar memang menang dari segi wisata halal, namun belum memenuhi kriteria fasilitas bagi mereka,” ungkap Direktur Pusat Studi Pariwisata Universitas Andalas Padang, ini.

Meski begitu, kata Sari, kehadiran utusan kerajaan Arab untuk mengembangan Mandeh merupakan poin keseriusan yang mereka tunjukkan. Dan, pemda di Sumbar harus menyikapinya secara proaktif. 

Sama-sama kita ketahui, jika ini tidak jadi atau tidak diseriusi, maka jangan harap Arab akan mau datang lagi. Oleh karena itu, rencana investasi pengembangan pariwisata Arab Saudi ini mesti ditangkap langsung dan cepat oleh pemerintah dan pemda. Apalagi dari sisi akses penerbangan, Sumbar merupakan daerah terdekat dari Arab Saudi. 

“Ini project besar dan sudah semestinya jelas konsep dan skemanya, lalu ada menajemen yang prorakyat untuk memberikan keuntungan atau menyejahterakan rakyat di sekitar destinasi. Kita berharap investasi Arab ini ditangkap cepat,” ucap lulusan University of Queensland Australia ini.

Soal dipilihnya Bali sebagi lokasi liburan, bukan Sumbar sebagai destinasi halal dunia, menurutnya ini karena faktor fasilitas dan jumlah rombongan yang akan dibawa Raja Arab Saudi.

“Ini saya kira masalah fasilitas kita yang belum memadai. Kalau untuk Bali, sudah mencukupi dan sesuai standar mereka dan untuk kenyaman. Meski kita diuntungkan dari sisi destinasi halal, tapi belum siap dari segi infrastruktur,” tuturnya.

Praktisi pariwisata Zurizul juga melihat ada keseriusan Kerajaan Arab untuk berinvestasi di Sumbar, terutama di sektor pariwisata, khususnya kawasan Mandeh. Menurutnya ada kesamaan karakter secara psikologis yang dimiliki masyarakat kita dengan apa yang ada di Arab.

“Pemerintah sudah saatnya proaktif menangkap hal ini. Sebagaimana kita ketahui Arab yang bersifat kerajaan selama ini mengembangkan daerah dengan sistem kerja sama bersama pemilik lahan. Dengan sistem ulayat di Sumbar, ada kesamaan karakter dan kepercayaan secara psikologis terhadap bangsa Arab itu bagi masyarakat dibanding investor dari negara lain,” jelasnya. 

Owner Ikarsa Tour ini menambahkan, pemda mesti punya kesepahaman di daerah dalam menangkap rencana investasi yang direncanakan Kerajaan Arab. Diharapkannya, tidak ada upaya-upaya yang dapat menghambat kepentingan pengembangan investasi tersebut hingga rencana besar itu batal.

“Investasi yang direncanakan itu tidak tanggung-tanggung lebih dari 4 miliar USD. Ini bukti keseriusan mereka. Jadi, persoalan yang selama ini bagi kita seperti birokrasi yang bertele-tele dan memperlambat perencanakan harus dikikis habis karena menghambat innvestasi,” ucapnya.

Jika investasi Arab itu terwujud, menurutnya, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Sumbar. “Starting point-nya, investasi, dan muaranya jelas perekonomian, kunjungan wisatawan meningkat. Oleh karena itu, pemerintah harus proaktif menangkap rencana ini, apalagi Arab Saudi sinkron dengan destinasi wisata halal dunia yang kita miliki,” ujarnya. 

Seperti diberitakan, Minggu (26/2), utusan Kerajaan Arab Saudi berkunjung ke Sumbar dan menyatakan ketertarikannya berinvestasi di sejumlah objek wisata yang ada, salah satunya kawasan wisata Mandeh. 

“Sumatera Barat menjadi perhatian kita untuk berinvestasi terutama di sektor wisata,” sebut Kepala Bagian Pengembangan Wisata Saudi Arabia, Osama Habes  saat pembahasan rencana investasi untuk Sumbar, di Hotel Mercure, Padang, Sabtu malam (25/2).

Pertemuan yang digagas Minang Development Incorporation (MDI) itu, dihadiri sejumlah pejabat, termasuk Kepala Dinas Pariwisata Pessel Zefnihan, sejumlah lurah dan camat di Padang, serta pemerhati pariwisata.  

Saat pemaparan dan menampilkan objek wisata Mandeh, utusan raja tersebut terlihat terkagum-kagum dan antusias melihat keindahan alam Mandeh meski hanya lewat video dan gambar.

Osama Habes mengatakan, Arab Saudi sangat mengenal baik dan sudah sangat dekat dengan Indonesia. Alam Indonesia sangat indah, salah satunya ada di Sumbar. Untuk itu, katanya, tidak tertutup kemungkinan investasi besar-besaran akan dilakukan di Sumbar.

“Masyarakat Sumbar harus terus membenahi skill (keahlian) di berbagai bidang, terutama di sektor wisata, kemudian menyediakan hotel-hotel berkualitas dan membenahi sektor pendidikan,” ujar Osama.

Selain itu, dari sekarang masyarakat harus bisa membangun kualitas diri serta memiliki konsep marketing yang jelas, sehingga pengembangan pariwisata semakin terukur. Ia mencontohkan, negara Dubai yang mampu berubah drastis.

Padahal alam negara itu adalah gersang, dan diselimuti padang pasir yang luas, namun mampu menjadi negara terkaya. Hal itu terjadi karena masyarakatnya punya kualitas diri yang baik dan konsep marketing yang bagus. Pembenahan sektor wisata adalah tantangan yang sangat besar dan harus menjadi perhatian dan perlu kebersamaan.

Kepala Dinas Pariwisata Pessel Zefnihan berkomitmen membangun pariwisata untuk masyarakat, terutama pengembangan wisata Mandeh. Untuk itu, dia berharap Kerajaan Arab Saudi menjadikan Mandeh salah satu target investasi.

Dengan begitu, percepatan pembangunan pariwisata Mandeh akan terwujud dan bisa mengusung konsep wisata halal sesuai keinginan kerajaan. Selain Pessel, sejumlah destinasi wisata di Sumbar berkemungkinan besar dilirik oleh Arab Saudi, seperti Padang dan Bukittinggi. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Mekanisme Pendaftaran dan Jumlah Kuota Bidikmisi 2017

75 Unit Rusus bagi Mentawai Tahun 2017