Pascagempa diikuti tsunami yang meluluhlantakan Kabupaten Kepulauan Mentawai tujuh tahun lalu, perhatian pemerintah pada kabupaten termuda di Sumbar itu cukup tinggi.
Tidak hanya hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) yang dikucurkan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Juga, rumah khusus (rusus) dari Kementerian PU-PR. Tahun ini, dibangun 75 unit rusus.
”Tahun lalu, dibangun 385 unit. Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu sesuai kontrak,” kata Chandra Mustika, Kadis Perumahan Pemukiman dan Pertanahan Sumbar didampingi Kasatker Perumahan Erwantoni dan PPK Lilik Darmi, kemarin.
Sejak gempa diikuti tsunami di Kepulauan Mentawai tahun 2010, tepatnya 25 Oktober 2010 pukul 21.42 dengan kekuatan 7,5 SR menewaskan 286 dan puluhan rumah hancur, pemerintah melalui BNPB membangun huntap bagi masyarakat.
Lalu, dilanjutkan dengan perumahan khusus sehubungan rumah-rumah masyarakat dianggap tidak layak huni. Pada tahun 2016, Kementerian PU-PR menganggarkan dana lebih kurang Rp 60 miliar.
Lewat anggaran itu sampai akhir tahun 2016, bisa dibangun 385 unit rusus layak huni, dilengkapi fasilitas lainnya dan selesai sesuai jadwal. Walaupun ada keterlambatan yang dilanjutkan dengan denda keterlambatan, namun Kementerian PU-PR bisa menerimanya.
Itulah sebabnya, tahun 2017 ini Kementerian PU-PR bisa mengucurkan dana senilai Rp 15,5 miliar lagi. Anggaran ini diperuntukan untuk membangun 40 unit di Sikakap dan 35 unit di Siberut, sekarang sudah dimulai pengerahan alat oleh pemenang lelang. Berkemungkinan Maret 2017 sudah memulai pekerjaan.
Pemerintah hanya membangunkan rusus untuk masyarakat Kepulauan Mentawai, sedangkan tanah tempat berdirinya tanggung jawab Pemkab Kepulauan Mentawai. Kalau masalah tanah sudah tuntas, maka perumahan akan selesai sesuai kontrak kerja.
Sedangkan bahan bangunan banyak didatangkan dari Padang, seperti semen, besi. ”Kepada semua pihak baik pemegang kebijakan dan masyarakat sekitar, mohon dukungan. Sehubungan perumahan ini adalah untuk warga Mentawai,” katanya mengakhiri. (*)
LOGIN untuk mengomentari.
