Dukungan dan simpati terhadap Dahlan Iskan yang tengah mengalami kriminalisasi terus berdatangan. Setelah ulama besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali), kemarin (7/5), giliran rombongan Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah yang mendatangi rumah Dahlan.
Rombongan PP Pemuda Muhammadiyah dipimpin Ketua Umum Dahnil Anzar Simanjuntak. Ada sekitar 15 orang. Dahlan menyambut ramah. Mereka diajak makan siang yang menunya dimasak sendiri oleh istri Dahlan, Nafsiah Sabri.
Di tengah makan siang, Dahlan dan Dahnil, serta para kader Pemuda Muhammadiyah gayeng membicarakan persoalan bangsa. Terutama terkait ketidakadilan dan disharmonisasi yang terjadi di Indonesia belakangan ini.
Dahnil melihat apa yang terjadi pada Dahlan termasuk sebuah ketidakadilan. “Kami ini mengamati dan mengkaji apa yang terjadi pada Pak Dahlan. Kami melihat terjadi sebuah ketidakadilan,” kata pria keturunan Aceh-Batak itu.
Pemuda Muhammadiyah menilai, ada upaya-upaya menghentikan kreativitas yang dilakukan Dahlan untuk negeri ini. “Kami melihat semangat Pak Dahlan untuk mendobrak birokrasi dengan cara-cara kreatif ini ada yang mengerem,” ujar Dahnil.
Karena itu, Pemuda Muhammadiyah secara khusus datang untuk memberikan dukungan kepada Dahlan. Mereka berharap Dahlan tetap semangat. Tetap terus memberikan inspirasi, terutama bagi anak-anak muda.
Dahnil melihat Dahlan sebagai sosok yang inspiratif. Virus-virus positif selalu disampaikan Dahlan. Baik melalui tulisan maupun tindakan. “Karena itu, kami datang ini juga untuk mendapatkan wejangan dari Bapak,” ujar pria yang selama ini dikenal sebagai aktivis antikorupsi tersebut.
Yang disampaikan Dahnil memang kenyataan. Itu juga yang tergambar dari upaya Dahlan mewujudkan mobil listrik dengan mengundang keterlibatan para pemuda terbaik Indonesia.
Sebelum pemerintah menetapkan proyek mobil listrik nasional, Dahlan terlebih dahulu memulainya. Dia mengadakan sayembara dengan mengundang putra-putra bangsa yang memiliki keahlian di bidang itu. Terkumpullah lima ahli yang rata-rata masih muda dan kemudian diberi nama Pandawa Putra Petir.
Mereka datang dari berbagai daerah. Ada yang menetap di dalam negeri. Juga, ada yang bertahun-tahun bekerja untuk perusahaan bonafide di luar negeri.
Dengan uang pribadinya, Dahlan membiayai Pandawa Putra Petir itu untuk melakukan riset mobil listrik. Salah satu yang berhasil membuat mobil listrik adalah Dasep Ahmadi, insinyur jebolan Institut Teknologi Bandung asal Sukabumi.
Sayang, kegiatan riset mobil listrik itu seperti “direm” oleh pihak tertentu. Persis yang disampaikan Dahnil. Sebab, kini Dahlan menyandang status tersangka kasus pembuatan prototipe mobil listrik untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013.
Dahlan dianggap berperan menunjuk Dasep Ahmadi sebagai pihak yang mengerjakan mobil listrik untuk APEC. Padahal, sebenarnya Dahlan hanya menjalankan tugas negara.
Pemerintah saat itu menunjuk Dahlan untuk mewujudkan mobil listrik untuk keperluan APEC. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa putra-putra terbaik Indonesia mampu membuat mobil listrik.
Dalam proyek tersebut, tak ada uang negara sepeser pun yang mengalir ke kantong Dahlan. Mantan menteri BUMN itu juga tidak melakukan intervensi agar Dasep ditunjuk sebagai pembuat mobil listrik. Dia hanya mengenalkan Dasep sebagai binaannya yang sebelumnya berhasil membuat mobil listrik.
Uang yang digunakan Dasep untuk membuat mobil listrik juga tidak bersumber dari APBN. Melainkan dari dana sponsorship tiga perusahaan BUMN. Persis dana sponsorship yang digelontorkan Pertamina untuk pebalap F1 Rio Haryanto.
Dalam kesempatan kemarin, Dahlan menitipkan pesan kepada para Pemuda Muhammadiyah yang rata-rata berusia 30–40 tahun. “Umur seperti Anda-Anda saat ini merupakan puncak usia seorang manusia,” kata Dahlan.
Dalam usia puncak itulah, seharusnya segala keinginan bisa diraih. Sebab, semua persyaratan telah terpenuhi. Mulai fisik, pendidikan, sampai pengalaman. “Jadi, maksimalkan untuk meraih apa yang Anda inginkan,” ujarnya.
Kehadiran Dahnil dan kawan-kawan kemarin bertepatan dengan datangnya mobil listrik Tesla yang dipesan Dahlan. Dahnil mendapatkan kesempatan pertama untuk mencoba Tesla Model S tersebut.
“Silakan dicoba karena masih ada yang menganggap teknologi mobil listrik itu hanya awang-awang,” tutur Dahlan. Di akhir pertemuan, Dahlan menegaskan kepada rombongan Pemuda Muhammadiyah bahwa dirinya tak akan membuat para aktivis Islam malu.
“Percayalah, saya tidak akan mempermalukan para aktivis dengan melakukan korupsi,” tegasnya. Pesan Dahlan itu disambut teriakan “Allahu Akbar” oleh para Pemuda Muhammadiyah. (*)
LOGIN untuk mengomentari.