Parapat, Sumatera Utara (ANTARA Sumsel) – Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menyatakan perlu anggaran sebesar Rp21 triliun untuk mengembangkan kawasan wisata Danau Toba menjadi destinasi dunia yang dapat menarik satu juta wisatawan pada 2019.
Direktur Keuangan, Umum dan Komblik BPODT Faisal mengatakan pendanaan tersebut tentunya harus didukung tidak hanya pemerintah pusat, tetapi juga oleh pemerintah daerah dan pihak swasta.
“Membangun kawasan Danau Toba ini membutuhkan Rp21 triliun sampai 2019, yaitu Rp10 triliun dari pemerintah dan Rp11 triliun dari swasta dengan target satu juta wisman,” kata Faisal pada kunjungan wartawan di Parapat, Sumatera Utara, Senin.
Faisal menjelaskan saat ini jumlah kunjungan ke Danau Toba dan Sumatera Utara baru mencapai 197 ribu wisatawan per September 2017, sedangkan pada 2016 mencapai 240 ribu pengunjung. Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan hingga akhir tahun 2017 bisa mencapai 300 ribu orang dan pada 2018 bisa bertambah menjadi 500 ribu orang.
Ia menjelaskan sebenarnya jumlah kedatangan wisatawan ke Sumatera Utara khususnya Danau Toba mengalami penurunan dari 2014 yang mencapai 270 ribu pengunjung. Hal itu karena kendala aksesibilitas menuju Danau Toba yang hanya bisa ditempuh dari Kualanamu saja.
“Kualanamu ke Parapat saja bisa empat sampai lima jam. Ini lah yang harus menjadi keseriusan pemerintah membangun Danau Toba sehagai destinasi unggulan dengan memprioritaskan infrastruktur,” ungkapnya.
Dengan resminya Bandara Silangit menjadi bandara internasional yang akan menarik wisatawan Singapura, serta berbagai pembangunan infrastruktur lainnya seperti jalan tol Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Parapat dan revitalisasi empat titik penyeberangan menuju Samosir, diharapkan jumlah kunjungan satu juta wisatawan pada 2019 tercapai.
Faisal menambahkan upaya untuk menarik satu juta wisatawan bukan perkara mudah jika hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah pusat. Ia berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah daerah dapat memprioritaskan pariwisata sebagai sektor yang menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Selama ini, pariwisata hanya mendapat porsi 10 persen dari seluruh APBD, sedangkan 90 persen diutamakan untuk kesehatan, pendidikan dan belanja pegawai.
Ada pun untuk pengembangan pariwisata di Danau Toba, pemerintah telah menganggarkan sekitar Rp375 miliar pada Tahun Anggaran 2017 yang dialokasikan ke beberapa kementerian, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Desa dan PDTT, serta Kementerian Pariwisata.
Sementara itu, Tahun 2018 pemerintah telah menganggarkan sebesar Rp1,1 triliun.