Jumat, 10 Maret 2017 16:07 WIB
BIREUEN – Penipuan dengan modus sedikit usang, menyasar orang tua/wali murid di seputaran Bireuen, Kamis (9/3). Namun sejauh ini, belum ada laporan tentang adanya warga yang tertipu.
Komplotan penipu melalui HP itu membuka aksinya dengan mengabari orang tua siswa bahwa anaknya (siswa) mengalami musibah di sekolah dan sudah dirujuk ke rumah sakit.
Rahmat, salah seorang wali siswa warga Juli Bireuen mengatakan, sekitar pukul 10.00 WIB mendapat telepon dari nomor 085216147047. Penelepon mengabarkan, anaknya bernama Andi Saputra, siswa SMKN 1 Bireuen mengalami pecah kepala karena jatuh di rumah sekolah. Penelpon meminta Rahmat untuk menghubungi guru sekolah bernama Nurhayati pada nomor HP 08137274597 yang juga komplotannya, dan bukan guru yang sebenarnya.
Mendengar kabar buruk, Rahmat segera menghubungi anaknya di sekolah, ternyata anaknya sedang berada di sekolah dan tidak ada masalah apa-apa. “Saya terkejut ketika mendengar kabar anak mengalami pecah kepala dan berdarah, beruntunya HP anak saya masih aktif dan anak saya berada di sekolah tidak ada masalah sama sekali,” ujarnya.
Beberapa saat kemudian, seorang wali siswa SMKN 1 Bireuen juga mendapat kabar serupa, anaknya yang sedang praktek di luar Bireuen atas nama Rapi, jatuh di kamar mandi, kepalanya pecah dan sudah dibawa ke rumah sakit. Penelepon meminta orang tua menghubungi gurunya sambil memberikan nomor kontak.
Mendapat kabar demikian, orang tua segera menghubungi Humas SMKN 1 Bireuen dan informasi tersebut tidak ada sama sekali. “Mungkin ada beberapa orang tua lainnya sudah dihubungi dengan mengabari anak mengalami musibah, kepala pecah atau masalah lainnya, itu bentuk penipuan,” kata seorang guru.
Kepala SMKN 1 Bieruen, Drs M Yusuf kepada Serambi memastikan itu bentuk penipuan, apabila orang tua mendapat informasi anaknya mengalami musibah segera hubungi sekolah agar tidak tertipu. Ketika ditanya dari mana komplotan itu mendapatkan data siswa mulai dari nama, alamat serta nomor handphone orang tua, M Yusuf mengatakan, kemungkinan melalui data melalui internet dengan membuka situs sekolah atau data diperoleh melalui pihak ketiga.
Ia mengharapkan, wali siswa apabila mendapat informasi atau telepon dari orang tidak dikenal dan mengabari anaknya sakit atau kecelakaan segera hubungi sekolah untuk memperoleh kebenaran. “Kami akan beritahukan kepada seluruh siswa agar menyampaikan kepada orang tuanya terhadap aksi penipuan yang semakin meresahkan siswa, orang tua siswa dan sekolah,” ujarnya.
Sebelumnya atau pada awal Januari 2017 penipu mengaku kepala sekolah mengincar orang tua siswa dengan mengabari ada beasiswa untuk anaknya dalam jumlah jutaan rupiah akan dikirim melalui rekening, terjadi lagi, Selasa (31/01) kemarin. Tahun lalu modus penipuan tersebut sudah pernah muncul di Bireuen.(yus)