Suasana penuh haru menyeruak di antara warga binaan Lapas Kelas III Suliki Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, saat mereka membasuh kaki ibunya. Air mata dan pelukan disertai ungkapan maaf lirih mengalir ke telinga ibunda masing-masing.
Larut dalam acara prosesi Basuh Kaki pada peringatan Hari Ibu 2022 di Lapas Kelas III Suliki, salah seorang ibu warga binaan Feni Safira mengucapkan terima kasih kepada pihak Lapas Kelas III Suliki.
“Kami diundang untuk hadir dalam acara peringatan Hari Ibu, baru sekali ini anak saya basuh kaki saya, dan menangis minta maaf…. Acara ini sungguh membuat saya bahagia, dan membuat saya bisa menerima takdir yang dijalani oleh anak saya,” ungkap Feni Safira, Rabu (21/12).
Warga Binaan sangat lega dengan prosesi basuh kaki ibu ini. “Lega rasanya…, sudah minta maaf dan bersyukur, semoga ibu saya panjang umur ketika saya sudah bebas nanti,” ucap WBP bernama Agung Fernando.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Suliki, Kamesworo menyebut, pihaknya sengaja menghadirkan kegiatan yang berbeda dalam peringatan Hari Ibu Nasional tahun ini.
“Memang sengaja kita hadirkan ibu-ibu mereka langsung kesini, agar mereka bisa langsung meminta maaf kepada ibunya masing-masing,” kata Kamesworo.
Menurut Kames, prosesi basuh kaki merupakan salah satu bentuk bakti dan hormat kepada orang tua, terutama ibu yang sudah mengandung, melahirkan dan membesarkan sang anak. “Ini sebagai bentuk bakti dan rasa hormat anak kepada ibunya,” kata Kames.
Prosesi basuh kaki itu diikuti oleh 10 warga binaan, dari total 86 penghuni lapas. Yang ikut basuh kaki adalah mereka yang dianggap selama ini berkelakuan baik, dan masa hukumannya sudah dijalani setengah masa tahanan serta lokasi tempat tinggal keluarganya yang tidak terlalu jauh dari lapas.
“Jadi memang kali ini hanya 10 warga binaan dan orang tuanya. Kita pilih yang lokasi keluarganya tidak terlalu jauh. Dan yang terpenting tentu saja, warga binaan yang punya kelakuan baik selama ini,” katanya. (*)