Wabah penyakit misterius merenggut nyawa 25 orang penduduk Liberia. Laporan dari Kementerian Kesehatan menyebut wabah yang pecah di tenggara Liberia itu kini mulai menyebar ke ibu kota. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan Kementerian Kesehatan Liberia, mengonfirmasi adanya 12 kasus kematian baru yang disebabkan wabah misterius tersebut.
“Awalnya, penyakit itu ditemukan di distrik Sinoe dan sekarang menyebar ke Monrovia,” ujar Sarbor George, juru bicara Kemenkes. “Penyakit itu sudah memasuki ibu kota. Seorang pria datang dari Sinoe untuk menghadiri pemakaman di Monrovia, lalu dia sakit. Dia punya gejala yang sama, kemudian dia meninggal,” terang George. “Tidak berapa lama, kekasihnya juga menunjukkan gejala sakit yang sama. Dia juga meninggal.”
Sejauh ini, WHO mengumumkan total 25 orang meninggal akibat penyakit tersebut. Menurut badan kesehatan dunia itu, wabah mulai pecah usai warga menghadiri pemakaman seorang pemuka agama di Sinoe. Kasus pertama tercatat terjadi pada 23 April. WHO menyebut wabah tersebut tidak disebabkan oleh Ebola ataupun Demam Lassa, yang masih mewabah di Afrika.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic menyebut pihaknya melakukan serangkaian tes di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) di Atlanta, Amerika Serikat. “Tim melakukan investigasi lapangan untuk mengumupulkan data dan mencari keterkaitan dengan makanan dan minuman yang disajikan saat pemakaman dan memengaruhi para korban,” terang Jasarevic, dilansir AFP.
Adapun gejala penyakit misterius itu adalah demam, muntah, sakit kepala dan diare. Wabah misterius itu mengingatkan akan wabah Ebola yang menyerang Afrika Barat pada 2013 lalu, dengan pusat wabah terparah terjadi di Liberia. Lebih dari 29 ribu warga terinfeksi dan sepertiga diantaranya meninggal.
LOGIN untuk mengomentari.