in

Penyelenggaraan Haji Dimulai 29 Juli

Musim haji dimulai sepekan lagi. Tepatnya, pada 29 Juli. Hanya seribu jamaah haji yang bisa menunaikan rukun Islam kelima itu. Mereka adalah warga Arab Saudi dan ekspatriat yang sudah menetap lama di negara tersebut. “Puncak ritual haji ketika jamaah berada di Gunung Arafah jatuh pada Kamis (30/7),” tulis Saudi Press Agency, kemarin (21/7) mengutip pernyataan Mahkamah Agung.

Pelaksanaannya digelar dengan protokol kebersihan ketat. Yang boleh melakukan ibadah haji hanyalah mereka yang berusia di bawah 65 tahun dan tidak memiliki penyakit kronis. Petugas medis profesional serta personel keamanan yang pernah terjangkit dan sembuh dari Covid-19 boleh ikut dalam tim haji.

Sebelum memasuki Makkah, setiap jamaah dites Covid-19. Ketika seluruh ritual sudah dijalankan, mereka diwajibkan melakukan karantina di rumah masing-masing. Seluruh protokol tersebut diharapkan bisa memutus rantai penularan.

Sebanyak 70 persen dari jamaah haji adalah ekspatriat. Sisanya baru merupakan penduduk Saudi. Beberapa media di Saudi menulis kemungkinan jamaah haji bisa sampai 10 ribu orang. Biasanya, tiap tahun ada 2,5 juta umat Islam dari berbagai penjuru dunia yang datang ke Saudi untuk menunaikan ibadah haji. Itu merupakan salah satu sumber pendapatan negeri petrodolar tersebut. Namun, karena pandemi Covid-19, tahun ini Saudi menutup diri dan hanya menggelar ritual haji untuk kalangan terbatas.

Itu adalah kali pertama Saudi tidak menerima jamaah haji dari luar. Kebijakan tersebut sempat mengecewakan banyak negara. Namun, pada akhirnya, mereka memahami keputusan negara yang dipimpin Raja Salman itu. Bagi Saudi, tidak menggelar ibadah haji seperti biasanya juga merugikan. Penghasilan mereka dari haji otomatis tidak ada. Di lain pihak, harga minyak dunia sempat jatuh terpuruk.

Saudi memang pantas waswas. Sebab, ada 253.349 kasus di negara tersebut dan 2.523 kematian. Angka itu tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara Teluk di sekitarnya. Staf diplomat AS dan keluarganya bahkan sampai ditarik pulang karena takut persebaran virus SARS-CoV-2 di Saudi tak terkendali.

Sejak kebijakan pencegahan Covid-19 dilonggarkan Mei lalu, memang terjadi peningkatan kasus di Saudi. Hingga kemarin, Saudi belum membuka jalur penerbangan internasional. (sha/c20/ayi/jpg)

What do you think?

Written by Julliana Elora

PKK Mesti Kreatif di Era New Normal

Nasrul Abit : Peran Tungko Tigo Sajarangan Penting Dalam Investasi