in

Perak dan Emas Kotagede Yogya dan Sumbar Dipamerkan di Adityawarman

Museum Adityawarman Provinsi Sumbar menggelar pameran bersama koleksi kerajinan perak dan emas di Studio Mini-Ruang Koleksi Khasanah, Kompleks Museum Adityawarman, Jl Diponegoro Padang, 26-29 Oktober 2022.

Museum Adityawarman menampilkan 75 koleksi kerajinan emas, suaso dan perak, sedangkan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menampilkan 15 koleksi perak yang didominasi dari Kotagede.

“Kita pamerkan perhiasan hasil tambang seperti perak, emas dan suaso yang sudah lama kita kumpulkan. Ada 300 item kerajinan tambang yang kita koleksi dari berbagai kabupaten kota di Sumbar, yang belum pernah dipamerkan,” ujar Kepala Museum Adityawarman Dewi Ria SSos MM, didampingi Kurator Dinas Kebudayaan DIY Sektiadi SS MHum, pada jumpa pers, Selasa (25/10).

Pameran kerajinan tambang Sumbar bersama Yogyakarta ini bertema Jalinan Mahakarya Budaya ini patut dikunjungi masyarakat Sumbar. Koleksi perhiasan perak dan emas yang dipamerkan membawa nilai-nilai sejarah kebudayaan masa lalu hingga masa kini.

Kerajinan karya hasil tambang semisal suntiang emas, kata Dewi Ria, motifnya banyak kesamaan. “Motif kerajinan perak di Yogya banyak tertuang dalam batik, sedangkan di Sumbar tertuang pada ukiran rumah gadang. Hal ini sangat menarik dicermati dan dipelajari masyarakat pengunjung pameran. Akan banyak cerita saat melihatnya,” ujar Dewi Ria.

“Hasil kerajinan tambang dari masa ke masa itu dapat dilacak jejak kebudayaan yang berkembang. Tak hanya dapat melacak sejarah kerajinan perak di Tanah Air, di Yogya kita dapat mendalami Kerajaan Mataram, teknik pembuatan perak yang khusus dan menarik. Pada masa kolonial Belanda pun ternyata ikut mengembangkannya,” timpal Sektiadi.

DIY sendiri memboyong 13 kelompok objek, yakni 15 perhiasan perak, peralatan pembuat kerajinan perak, dan lainnya.

Pembukaan pameran dilakukan besok, Rabu pagi (26/10) oleh Gubernur Sumbar didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar Syaifullah, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi SS MA.

Nah, pengunjung yang masuk ke studio mini di dalam kompleks Museum Adityawarman memang dibatasi 10-11 orang, mengingat ruangannya terbatas. Masyarakat cukup membayar biaya masuk di pintu gerbang Museum Adityawarman, dan tidak lagi dipungut biaya masuk ke ruang pameran. (hsn)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Ayo Kunjungi Batigo Fest 2022, Nikmati Pagelaran Seni dan Bincang Kreatif

Info Terbaru Bagi Pengguna iPhone dan iPad terkait Keamanan Perangkat