in

Pergerakan Jamaah ke Arafah Tidak Lagi Gunakan Sistem Qurah

Dengan berputar tiga kali, maka satu bus cukup diisi 40-45 orang. Sebab, satu maktab berjumlah sekitar 3.000 orang.

Makkah – Pergerakan jamaah dari Makkah ke Arafah tahun ini tidak lagi menggunakan sistem undian (qurah), tapi sistem lantai per lantai. Jamaah yang ada di lantai pertama akan berangkat lebih dahulu ke Arafah, dilanjutkan lantai berikutnya sampai habis. “Hal ini ditentukan oleh Kementerian Perhajian Arab Saudi melalui Muasassah Asia Tenggara,” ujar Kasie Transportasi Daker Makkah, Asep Subhana di Makkah, Sabtu (26/8). Penempatan jamaah di Arafah juga akan menyesuaikan dengan sistem baru ini.

Jamaah yang tinggal di lantai bawah hotel yang diberangkatkan kali pertama, akan ditempatkan di tenda paling belakang. Begitu seterusnya secara berurutan. “Kloter terakhir yang berangkat ke Arafah akan ditempatkan di tenda paling depan,” ujar Asep. Pola sama dilakukan dalam pergerakan jamaah dari Arafah ke Muzdalifah, jamaah yang berangkat dari Makkah terakhir dan ditempatkan pada tenda terdepan, akan menjadi kloter awal yang berangkat ke Muzdalifah.

Begitu seterusnya sampai kloter yang ada di tenda paling belakang menjadi kloter terakhir ke Muzdalifah. “Kloter yang terakhir datang di Muzdalifah otomatis menempati tempat paling depan. Maka kloter tersebut akan diberangkatkan pertama kali ke Mina. Begitu seterusnya sampai kloter terakhir,” jelasnya. Di Mina, jamaah akan menjalani proses menginap (mabit) dan lontar jumrah. Setelah prosesi ini selesai, jamaah akan dibawa ke hotel di Makkah secara bertahap dengan menggunakan bus.

Dapat Duduk

Sementara itu, Naqabah, Organda Arab Saudi, menyiapkan ribuan bus untuk membawa jamaah haji Indonesia dari Makkah menuju Arafah. Jamaah mulai diberangkatkan menuju Arafah pada 30 Agustus 2017 dengan sistem taraddudi (shuttle). “Transportasi untuk Makkah- Arafah akan disiapkan 21 bus per maktab. Kalau ada 70 maktab berarti total 1.470 bus.

Bus ini akan bergerak dengan sistem taraddudi, berputar sebanyak 3 kali,” ujar Asep. Dengan berputar tiga kali, maka satu bus cukup diisi 40- 45 orang. Sebab, satu maktab berjumlah sekitar 3.000 orang. “Semua jemaah dipastikan akan mendapat tempat duduk. Jamaah agar bersabar karena mobil akan berputar sampai semua jamaah terbawa ke Arafah,” kata Asep.

Namun jumlah bus dibatasi hanya 21 per maktab karena jarak Makkah ke Arafah hanya 10 km. Sebab, jika bus terlalu banyak, maka akan terjadi kemacetan. Bus juga akan digunakan untuk membawa jamaah dari Arafah ke Muzdalifah. Di sana juga akan dikurangi lagi, hanya 7 bus per maktab. Sebab, jarak Arafah-Muzdalifah lebih pendek, hanya 5 km.

“Bus ini akan berputar terus selama 6 jam, mulai jam 18.00- 24.00 waktu Arab Saudi, atau sampai jamaah habis terbawa semua ke Muzdalifah,” jelasnya. Tahun ini pergerakan jamaah dari Makkah ke Arafah tidak lagi menggunakan sistem undian (qurah), tapi sistem lantai per lantai. Jamaah yang ada di lantai pertama akan berangkat lebih dahulu ke Arafah, dilanjutkan lantai berikutnya sampai habis. Penempatan jamaah di Arafah juga akan menyesuaikan dengan sistem baru. Jamaah yang tinggal di lantai bawah hotel yang diberangkatkan pertama kali. Begitu seterusnya secara berurutan. Ant/P-4

What do you think?

Written by virgo

Universitas Brawijaya Kembali Juara Umum

Menjadi Sorotan Karena Menutup Aurat Saat Bertanding Bulu Tangkis, Inilah 6 Fakta Mohammad Ahsan