JAKARTA – Perguruan tinggi di Indonesia harus mengantisipasi semakin pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi dalam era revolusi industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan dengan iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.
Demikian dikatakan Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri, dalam kerangan tertulisnya seusai menjadi keynote speaker dalam acara Seminar Nasional dan Rakernas Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (9/2).
Dalam seminar nasional bertajuk “Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0” ini juga dihadiri Gubernur Sumatera Selatan, Alex Nurdin, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, serta perwakilan dari kementerian/ lembaga terkait.
Hanif mengatakan perubahan yang terjadi dalam era revolusi industri juga berpengaruh pada karakter pekerjaan sehingga keterampilan yang diperlukan juga berubah. “Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dari lulusan pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0,” kata dia.
Menurutnya, dunia kerja di era revolusi industri 4.0 merupakan integrasi pemanfaatan internet dengan lini produksi di dunia industri yang memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi.
Karakteristik revolusi industri 4.0 ini, meliputi digitalisasi, optimalisasi dan kustomisasi produksi, otomasi dan adapsi, human machine interaction, value added services and businesses, automatic, data exchange and communication, dan penggunaan teknologi internet.
“Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya jabatan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa jabatan. Industri yang akan banyak berkembang pada revolusi industri baru ini,” kata Hanif.
Tantangan tersebut, kata Hanif harus dapat diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan jabatan dan kebutuhan keterampilan.
“Salah satu faktor yang penting adalah keterampilan dan kompetensi yang harus tetap secara konsisten perlu ditingkatkan sesuai kebutuhan pasar kerja yang semakin berkembang pesat,” kata Hanif.
Oleh karena itu, Hanif meminta dunia pendidikan dan dunia industri harus dapat mengembangkan industrial transformation strategy. cit/E-3