in

Pesona “Tabiang Takuruang”, Puncak Taruko di Nagari Koto Gadang Agam

BERWISATA: Seorang pengujung berfoto
dengan latar belakang Tabiang Takuruang.(RIDWAN SY/PADEK)

Nama “Tabiang Takuruang” mungkin tidak asing lagi masyarakat Sumbar. Apalagi bagi warga Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam pada umum. Tabiang Takuruang adalah objek wisata dengan pemandangan alam yang mempesona. Tapi, untuk menikmati pemandangan Tabiang Takuruang akan lebih indah dari “Puncak Taruko”.

Puncak Taruko berada di Subarang Tigo Jorong, Kenagarian Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kebupaten Agam. Untuk menuju Puncak Taruko, pengujung bisa menggunakan kendaraan roda dua, roda empat hingga bus berukuran sedang hingga lokasi.

Dari pusat Kota Bukittinggi menuju destinasi yang satu ini, diperkirakan membutuhkan waktu sekitar setengah jam atau sekitar 5 kilometer perjalanan. Jalan yang ditempuh ke Puncak Taruko dari Kota Bukittinggi menurun dan mendaki. Penurunan yang pertama cukup terjal. Tepatnya dipenurunan Kelok Cindua, Kota Bukittinggi, yang merupakan jalan penghubung Kota Bukittinggi dengan Kabupaten Agam.

Setelah itu, tidak jauh dari Kelok Cindua, akan menemukan jembatan penghubung dua kabupaten/kota. Kemudian meyelusuri tebing Ngarai Sianok dan menemukan lagi jembatan. Lalu, setelah jembatan tersebut pengujung langsung kiri, dan disana ada papan petunjukanya. Di lokasi ini ada beberapa destinasi wisata juga, mulai Kapatomal dan Tabiang Takuang.

Dari loksi jembatan tersebut, menuju Puncak Taruko memakan waktu sekitrar 10 menit perjalanan atau sekitar dua kilometer perjalanan. Lalu, sekitar 10 menit perjalanan pengunjung akan menemukan tanjakan pertama. Lepas dari tanjakan, kita langsung menemukan Puncak Taruko.

Untuk menikmati fasilitas Puncak Taruko, pengunjung mesti membayar Rp 5 ribu untuk pengunjung usia dewasa. Sedangkan usia murid Sekolah Dasar (SD), Rp 5 ribu per 2 orang anak. Anak bawah lima tahun (balita) tidak dipungut biaya sama sekali.

Setelah pengunjung memasuki Puncak Taruko, mereka dapat langsung melihat keindahan Tabiang Tarkuruang dari ketinggihan. Dari lokasi tersebut pengujung akan melihatan bukit yang menjulang, sungai dengan air jernih dan serta Gunung Marapi dan Singgalang.

Di destinasi wisata satu ini, pengelolah membuat sejumlah “spot” foto dengan latar belakang Tabiang Takuruang dan gugusan Ngarai Sianok yang menjulang. Selain tempat “spot” foto, pengelolah ini juga membuat gazebo serta tempat bermain seperti ayunan.

Untuk mengisi perut kosong, pengelolah juga menyediakan aneka makanan dan minuman. Harganya pun bersahabat dengan kantong pengunjung. Pengelolah Puncak Taruko, Sayuti Sutan Manstur mengatakan, kawasan ramai didatangi saat akhir pekan.

“Hari Sabtu dan Minggu biasanya selalu ramai. Sedangkan dari Senin hingga Jumat jumlah pengunjung tidak menentu,” kata Sayuti.

Ia mengatakan pengunjung yang datang ke Puncak Taruko ada pagi buta ada juga siang menjelang sore. “Untuk mendapatkan atau melihat kabut mengelilingi Tabiak Takurung datanglah di pagi hari. Biasanya yang memburu kabut pagi tersebut adalah fotograper. Namun yang datang pada siang menjelang sore hari adalah pengunjung penikmati matahari sore atau penikmat panorama,” jelasnya.

Sementara itu, pengunjung Puncak Taruko, Aad, 25, seorang warga Medan, Sumatera Utara, mengatakan keberadaan informasi Puncak Taruko ia dapatkan dari sosial media (sosmed).

“Saya sudah lama pengen ke lokasi ini, tapi hanya bisa melihat dari sosmed. Nah, kebetulan ada saudara yang wisuda di Kota Padangpanjang, saya menfaatkan ke destinasi ini,” tukasnya. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Gugus Tugas Bisnis HAM, Penentu Penerapan Nilai-nilai HAM di Sektor Bisnis

Semarak IM3 Collabonation Puaskan Dahaga Anak Muda Kota Padang