Pekanbaru (28/06/2022), Melalui program PLN Peduli PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) lewat salah satu unitnya PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah (PLN UIP Sumbagteng) melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok organisasi dan lembaga pendidikan yang ada dimasyarakat agar makin produktif.
Bertempat di Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kuok (BPSILHK Kuok), Kampar, PLN UIP Sumbagteng melalui Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi, Hendra Suteni menyerahkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada Kepala Balai, Priyo Kusumedi untuk Program Pelatihan dan Pembinaan Budidaya dan Diversifikasi Tanaman Kayu Putih pada Pondok Pesantren untuk Meningkatkan Keterampilan para Santri.
Agroindustri minyak kayu putih sebagai salah satu bentuk industri yang mengolah daun kayu putih menjadi minyak kayu putih, memiliki peran dalam peningkatkan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan serta menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu upaya menumbuh kembangkan dan membina agroindustri kayu putih pada basis kelompok-kelompok masyarakat sangat tepat untuk ditempuh dengan tujuan pemberdayaan masyarakat melalui komoditas tanaman dan minyak kayu putih.
Diantara kelompok-kelompok organisasi masyarakat dan pendidikan yang terdapat di kabupaten Kampar adalah Pondok Pesantren (Ponpes) yang telah menjalankan agenda organisasinya secara rutin dan terkoordinasi dengan baik. Berdasarkan data Kementrian Agama (Kemenag) di kabupaten Kampar ada sekitar 45 Ponpes dengan jumlah santri hampir mencapai 14.000 santri, sehingga akan sangat produktif apabila diberdayakan.
Dalam sambutannya Priyo menyampaikan bahwa BPSILHK Kuok sudah memiliki teknologi pengolahan minyak kayu putih dan SDM dalam budi daya, pemanenan, pengolahan, dan diversifikasi produk. BPSILHK Kuok juga telah mengembangkan produk hasil olahan minyak kayu putih menjadi permen, sabun mandi, balsam dan sebagainya. Melalui program ini, diharapkan di masa yang akan datang, kayu putih dapat menjadi komoditas penting khususnya di Kabupaten Kampar. Pondok Pesentren bisa menjadi salah satu percontohan yang mampu menjadikan kayu putih sebagai komoditas yang mampu memberikan manfaat secara ekonomis dan ekologis.
Lebih lanjut Priyo menyampaikan bahwa untuk kebutuhan minyak kayu putih di pasar dalam negeri adalah 3500 ton pertahun, saat ini baru terpenuhi 500 ton oleh produksi dalam negeri sedangkan sisanya 3000 ton diimpor dari luar negeri, jadi peluangnya cukup besar. Pada program ini akan kita berikan 10.000 bibit unggul tanaman kayu putih yang akan ditanam di lahan pondok pesantren, kita laksanakan pendampingan penanaman sampai dengan masa panen, kita berikan pelatihan pengolahan sampai menghasilkan minyak kayu putih yang sesuai dengan standar SNI.
Hendra Suteni dalam kegiatan yang sama menyampaikan agar bantuan yang diberikan memberikan manfaatkan yang maksimal bagi masyarakat, khususnya para santri pondok pesantren yang mengikuti program ini. “Kita dapat meningkatkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kabupaten Kampar dengan dimulai dari pemberdayaan santri-santri di pondok pesantren agar memiliki keterampilan dan sarana dalam hal ini budi daya tanaman kayu putih di pondok pesantren”.
Sambungnya, kolaborasi PLN UIP Sumbagteng dengan BPSILHK Kuok bukan kali ini saja, sebelumnya ada Program Pemberdayaan Masyarakat Usaha Tanaman Kelor yang memberikan hasil yang sangat bagus dimana terbentuknya UMKM budi daya kelor, “UMKM Dapur Aru” yang saat ini ditujuk sebagai perwakilan Asosiasi Beyond Moringa Indonesia (ABMI) provinsi Riau.(*)