Tim dari Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Payakumbuh bersama Direksi Semen Padang, membahas potensi besar kayu kaliandra sebagai biomassa pembangkit listrik. Untuk menggantikan batu bara yang makin sulit didapat dan makin melangit harganya.
PEMBAHASAN potensi kayu kaliandra sebagai pengganti batu bara itu berlangsung di komplek Semen Padang di kawasan Indarung, Padang, akhir pekan lalu. Pertemuan ini direncanakan bakal dilanjutkan lagi di kampus Politani Payakumbuh di Tanjungpati, Harau, Limapuluh Kota.
Demikian informasi yang diperoleh Padang Ekspres dari Direktur Politani Payakumbuh Jhon Nefry didampingi Kabag Akademi dan Kemahasiswaan Khanazatul Israr dan Irmanda, Senin siang (5/12). Dalam kesempatan itu, Jhon Nefri juga membahas rencana kerja sama Politani Payakumbuh dengan Padang Ekspres untuk tahun 2023 mendatang.
Terkait pertemuan tim Politani Payakumbuh dengan direksi Semen Padang, menurut Jhon Nefri, memang lebih difokuskan untuk membahas potensi pohon kaliandra sebagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan, untuk dapat digunakan sebagai pengganti batu bara. Mengingat batu bara yang semakin sulit didapat dan mahal harganya.
“Memang, pertemuan pertama kita di Semen Padang, masih dalam tahap penjajakan kerja sama Politani dengan Semen Padang, untuk pengembangan kaliandra. Tapi dalam pertemuan itu, Dirut Semen Padang sangat mendukung pengembangan kalianda dan akan ada agenda pertemuan selanjutnya di Politani. Nanti kalau jadi, kita undang Padang Ekspres untuk hadir,” kata Jhon Nefri.
Akademisi yang low profile ini menyebutkan, kayu kaliandra selain dapat digunakan sebagai biomassa pembangkit listrik untuk menggantikan batu bara, juga dapat digunakan sebagai bahan bakar kebutuhan rumah tangga dan pertanian. “Inilah yang dibahas Politani bersama Semen Padang,” tukuk Jhon Nefri.
Dalam pertemuan, ada wacana budidaya pohon kaliandra di lahan milik Politani di Lareh Sago Halaban, Limapuluh Kota. “Ada lahan Politani di sana sekitar 2,5 hektare dan juga ada sekitar 20 hektare lahan masyarakat yang bisa dikerjasamakan. Termasuk lahan pak Deni Sorel (Ketua Senat Politani Payakumbuh),” kata Jhon Nefri.
Pihak Semen Padang sendiri, berdasarkan informasi yang diperoleh Padang Ekspres, sudah mulai mendorong budidaya kaliandra. Paling tidak, Semen Padang sudah membudidayakan kaliandra di Sungai Pisang, Pesisir Selatan, dan bekas tambang Kabupaten Sijunjung.
Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan PT Semen Padang, Iskandar Z Lubis, seperti dikutip dari padek.jawapos.com mengatakan, penanaman kaliandra ini merupakan bagian dari MoU antara Semen Padang dengan Pemprov Sumbar tentang Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan. MoU itu dilakukan pada 28 Maret 2022 di Wisma Indarung PT Semen Padang.
PT Semen Padang memilih pohon kaliandra untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan, karena bernilai ekonomis. Bunga kaliandra bisa konsumsi lebah dan daunnya bisa dijadikan pakan ternak.
Menanam kaliandra, juga membuat unsur hara tanah meningkat, sehingga tanah menjadi subur. “Bahkan, batang kaliandra bisa dijadikan wood pellet atau bahan bakar alternatif,” katanya.
Oleh sebab itu, kata Iskandar melanjutkan, bibit pohon kaliandra yang telah diberikan oleh PT Semen Padang secara gratis kepada masyarakat sekitar hutan, maupun kepada kelompok tani, begitu dipanen nantinya akan dibeli oleh PT Semen Padang. Untuk itu, jika ada perjanjian kerja sama, tentunya PT Semen Padang sudah sangat siap.
“Nah, itulah komitmen kami di PT Semen Padang dalam memberdayakan masyarakat sekitar hutan. Kami berikan bibit kaliandra gratis untuk ditanam dan kami siap menjadi off taker untuk kaliandra. Bagi PT Semen Padang, ini adalah investasi jangka panjang. Karena, pemanfaatan kaliandra sebagai bahan bakar alternatif itu bisa mensubsitusi bahan bakar fosil,” ujarnya. (***)