Perhelatan SEA Games 2017 di Kuala Lumpur berakhir kemarin (30/8). Hasilnya, sungguh mengecewakan. Indonesia hanya berada di posisi kelima dengan perolehan sementara medali 38 emas, 62 perak, dan 84 perunggu. Jauh dari target yang dicanangkan, yakni 50 emas.
Hasil tahun ini juga bisa dikatakan yang terburuk sepanjang keikutsertaan Indonesia di SEA Games. Memang bukan kali pertama Indonesia berada di peringkat kelima dalam perolehan medali. Ini merupakan kali ketiga Merah Putih menempati urutan kelima. Pada SEA Games XXVIII/2015 di Singapura dan SEA Games XXIII/2005 di Filipina, Indonesia juga berada di peringkat kelima.
Namun, pada 2015, Indonesia memperoleh 47 emas. Pada 2005, kita membawa pulang 49 emas. Tanpa mengecilkan perjuangan para atlet kita, perolehan medali emas kita pada SEA Games kali ini adalah yang terburuk. Kita kehilangan banyak emas di cabor-cabor andalan. Di antaranya, bulu tangkis, atletik, angkat besi, dan panahan. Di bulu tangkis, misalnya, kita benar-benar payah. Dari 7 emas yang diperebutkan, Indonesia hanya meraih 2 emas di nomor tunggal putra dan beregu putra.
Kita lagi-lagi harus menyadari bahwa kita bukan lagi yang terbaik di Asia Tenggara pada cabor bulu tangkis. Predikat juara umum bulu tangkis sudah bukan tradisi kita lagi. Yang mengejutkan, juara umum bulu tangkis SEA Games justru direbut Th ailand.
Mereka merebut empat emas di nomor ganda putra, ganda putri, ganda campuran, dan beregu putri. Thailand dulu bukan apa-apa di cabor bulu tangkis. Pesaing kita biasanya hanya Malaysia. Kini kita kalah oleh Th ailand.
Keseriusan para pengurus olahraga kitapada SEA Games kali ini patut dipertanyakan. Menpora Imam Nahrawi memang telah menyampaikan permintaan maaf atas prestasi buruk Indonesia di SEA Games. Tetapi, itu tidak cukup. Harus ada langkah revolusioner untuk memperbaikinya. Kita menyongsong Asian Games 2018 sebagai tuan rumah. Mudahmudahan, selain sukses penyelenggaraan, kita sukses dalam prestasi. (*)
LOGIN untuk mengomentari.