Lancar Bayar, Macet 2 Bulan – Sulitnya air dalam dua bulan belakangan ini dirasakan puluhan Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di RT 6 RW 02 Kampung Sri Mulyo, Kelurahan Bukit Cermin, Kecamatan Tanjungpinang Barat. Warga yang tinggal di permukiman di samping SMAN 3 Tanjungpinang ini mengeluhkan pelayanan PDAM Tirta Kepri Tanjungpinang.
Dengar saja keluhan Marhadi, warga setempat, yang mengaku sudah dua bulan dirinya tak bisa merasakan segarnya air bersih yang mengalir dari pipa pDAM ke rumah-rumah pelanggan. Ia dan sejumlah warga sudah beberapa kali mengadu ke kantor PDAM Tirta Kepri di Batu 3.
“Kalau air tidak mengalir ke rumah tapi tagihan ke rumah tak ada mungkin tak begitu masalah. Tapi, air tidak mengalir dua bulan sementara tagihan malah membengkak, ini yang saya tak habis mengerti,” katanya kepada Tanjungpinang Pos, Selasa (5/3).
Kata Marhadi, ia biasa membayar Rp80 ribu untuk mengalirnya air ke rumahnya. Namun dua bulan terakhir ini tagihannya setiap bulan menjadi Rp115. Melihat kenyataan di lapangan, akhirnya warga sepakat memboikot pembayaran. Memang ada yang mengatakan meteran memang berputar, namun air tak mengalir.
Warga ini terus terang menilai profesionalitas pegawai PDAM lemah. Penagihan pembayaran 25 kubik air yang tak pernah sampai ke pelanggan seharusnya tak pernah terkaji jika pegawai PDAM rajin mengecek ke lapangan.
Seorang warga lain menceritakan, air di permukiman ini mulai tak mengalir ketika ada pipa PDAM bocor. Warga menghubungi teknisi PDAM. Usai dicek, beberapa hari kemudian air justru tak mengalir.
Karena menjadi kebutuhan, warga terpaksa ada yang membeli air bersih dari lori air. Untuk mengisi satu bak besar hasru mengeluarkan Rp45 ribu, padahal ada keluarga yang membutuhkan dua kali pembelian air sehari.
Dibandingkan harus membayar Rp80 ribu ke PDAM, tinggal memutar keran air mengalir, tentu warga memilih yang ini. Jika harus membeli air, selain lebih mahal kadang harus menunggu pengantaran.
Hal senada juga dikatakan Cucu, yang beberapa kali membeli air dan sesekali juga meminta kepada tetangganya. Menurut wanita ini, memang tak semua rumah macet airnya. Ia terbiasa minta kepada tetangganya yang air PDAM-nya lancar. Namun ia mengaku lama-lama merasa tak nyaman harus minta dan minta air.
“Kami sudah menelpon bagian gangguan PDAM. Sudah dua kali kita laporkan tapi tidak ada perhatiannya. Malah yang ketiga kalinya, petugas PDAM bila baiknya ibu membuat surat pengaduan. Saya bilang sudah dua kali mengajukan surat pengaduan, tapi tidak pernah digubris,” terangnya.
Ketua RT 06 RW 02 Kampung Sri Mulyo, Robby, membenarkan kalau ada beberapa KK di wilayahnya, tidak mendapatkan air bersih. Ia juga menceritakan awalnya dulu ada pipa PDAM pecah. Bahkan ia mengatakan pipa yang dilaporkan warga belum diganti.
“Kalau dirumah saya malah airnya hidup. Tapi beberapa tetangga saya mati. Warga sudah melaporkan secara pribadi ke PDAM tapi belum ditanggapi,” tegasnya.
Direktur PDAM Tirta Kepri, Abdul Kholik yang dihubungi memberikan ponselnya kepada stafnya, Raja Abdurahman untuk memberikan tanggapan. Dikatakan Abdurrahman ia sudah tiga kali mengecek ke lokasi yang dikeluhkan warga di Sri Mulyo.
“Penyebabnya, pipanya sudah keropos, jadi tidak bisa dilas harus diganti. Namun ia mengatakan macetnya air belum sampai dua bulan. Dalam waktu dekat kami secepatnta memperbaikinya,” janjinya.(ABAS)