Kuota pupuk bersubsidi untuk Kota Payakumbuh, terus berkurang. Kondisi ini mendapat perhatian serius dari kalangan DPRD setempat.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Payakumbuh, Yendri Bodra Datuak Parmato Alam, meminta pemda mengoptimalkan kembali pembuatan pupuk organik kepada masyarakat melalui kelompok tani.
“Disamping mengatasi kelangkaan pupuk non-organik, ini mengurangi ketergantungan terhadap pupuk buatan,” kata Parmato, pekan lalu.
Bagaikan gayung bersambut, Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Kota (Sekko) Payakumbuh Dafrul Pasi mengaku sepakat dengan perlunya mengoptimalkan pembuatan pupuk organik, dengan mengaktifkan kembali UPPO (Unit Pengolahan Pupuk Organik). Artinya, UPPO yang ada di 5 kecamatan, harus kembali “dipagadang” (diperbesar) keberadaan dan produksinya.
Hal ini, menurut Dafrul Pasi, tidak hanya menjadi langkah awal dalam mengantisipasi terus berkurangnya kuota pupuk bersubsidi. Tapi juga dilatar belakangi adanya perubahan tata Kelola pupuk bersubsidi yang dituangkan dalam Permentan Nomor 10 Tahun 2022. Di mana terdapat pengurangan komoditas pupuk bersubsidi, dari 70 komoditas menjadi 9 komoditas saja.
“Pupuk bersubsidi sesuai Permentan Nomor 10 Tahun 2022 hanya diperuntukkan untuk 9 komoditas pokok dan berdampak inflasi (komoditas strategis) yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan kakao. Sehingga hal ini berdampak terhadap realisasi penyaluran pupuk bersubsidi,” kata Dafrul Pasi.
Dia menyebut, adanya pembatasan jenis pupuk menjadi hanya Urea dan NPK saja sesuai dengan Permentan Nomor 10 Tahun 2022 yang berlaku tanggal 8 Juli 2022. Sehingga pupuk SP 36, ZA, Organik Granul dan Organik Cair tidak dapat lagi disalurkan.
Karena itu, Pemko Payakumbuh terus melakukan pendampingan terhadap 7 UPPO yang sudah dibangun sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Ketujuh UPPO itu di Kecamatan Payakumbuh Barat, Payakumbuh Timur, Payakumbuh Selatan dan Kecamatan Payakumbuh Utara.
“Terhadap ketujuh UPPO tersebut, terus dilakukan pendampingan dari masing-masing wilbi BPP kecamatan. Dari hasil monev dan pendampingan yang telah kita lakukan, ada kelompok yang perkembangannya cukup singnifikan. Dengan jumlah produksi 15 ton perbulan. Yakni, Kelompok tani Subur Jaya, Padang Alai Bodi Payakumbuh Timur,” kata Dafrul Pasi.
Dia menyebut, dengan adanya bantuan UPPO, petani bisa membuat pupuk organik, minimal untuk menenuhi kebutuhan anggota kelompok. “Penggunaan pupuk organik dinilai penting untuk meningkatkan kembali kesuburan tanah yang sudah rusak akibat terlalu banyak menggunakan pupuk anorganik. Jika tanah subur, otomatis produktivitas pertanian meningkat,” pungkas Dafrul.(frv)