Proses pendidikan yang diterima di pesantren dan memberikan waktu bagi para santri untuk berkreativitas sesuai keinginan, menjadi dasar bagi kemampuannya dalam menciptakan lirik-lirik lagu. Kini, di tengah kesibukannya sebagai pendakwah, Ramon Arman mampu melahirkan album musik Minang.
Hal itu didasari, dari semangat dukungan serta motivasi dari pergaulannya dengan sejumlah penyanyi dan sejumlah produser musik, ia mengkolaborisikan semua itu sehingga mampu mewujudkan lahirnya album perdana sang ustad sebagai artis Minang.
Saat ini meski belum rilis di pasaran, album dengan sejumlah lagu seperti, Dek janji manih, cinto manikam jantuang dan kebanggaan ranah Minang setelah menyelesaikan proses rekaman, dalam bentuk master album dan siap untuk diperbanyak untuk diedarkan. Sesuai target, album tersebut akan dirilis pada Mei mendatang.
Kepada Padang Ekspres ia bercerita, musik merupakan hal yang tabu dalam dirinya dan tidak pernah mengenal istilah dalam permusikan. Namun, berbekal kemampuan membuat puisi-puisi dari hasil karya ciptanya, lingkungannya mengayomi untuk terlibat sebagai penyanyi dengan banyaknya lirik syair lagu yang tercipta oleh tangan dinginnya.
“Saya sejak pesantren telah hobi membuat puisi, dan hobi itu berlanjut sejak kehadiran media sosial dan mempostingnya,” cerita Ramon tentang awal kariernya.
Dunia perkuliahan yang linear dengan pendidikan keagaman yang telah ditempuhnya membuatnya semakin matang dalam menyampaikan pesan dakwah kepada umat. Namun kebiasaan masa kecilnya membuat pusi tidak pernah ia abaikan.
Suatu ketika dengan pergaulannya dengan sejumlah artis Minang dan prosuder. Para musisi mengetahui dan menyukai setiap bait puisi yang tertulis di halaman akun sosialnya.
Sebelum proses pembuatan album yang berisikan duet bersama saudara sepupunya Iing itu, Ramon sudah mulai terlibat bernyanyi di panggung bersama Ipang di sejumlah daerah, sehingga kemampuanya membuat lirik diyakini mampu mengantarkannya menjadi seorang penyanyi.
“Melihat kemampuan bernyanyi itu, saya diminta tak hanya sekadar membuat lirik, tapi mengeluarkan album sendiri. Alhamdulliah hal itu akan segera terwujud. Selain nnyanyi single, di album itu saya juga berduet bersama sepupu saya,” cerianya.
Meskipun sudah mulai disibukkan dengan dunia keartisan, Ramon tidak pernah meninggalkan dunia dakwah yang telah menjadi dasar pendidikannya. Dalam keyakinannya, seorang ustad itu mampu menjadikan dakwah dalam alunan nada yang disukai yang berisikan pesan dan motivasi.
“Orang mengenali saya sebagai ustad, dan bagi saya meski bernyanyi tidak pernah meninggalakn dakwah yang telah saya pahami dan itu akan terus dilakukan baik itu dalam bentuk ceramah maupun dalam sejumlah lirik lagu, di samping itu jika kelak saya tiada, setidaknya anak saya mampu mengenang dengan sejumlah lagu yang pernah tercipta” terang alumni Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol itu.
Ia akan terus belajar bermusik dari teman-temannya yang sudah terlebih dahulu berkecimpung di dunia musisi. “Teman-teman dan keluarga adalah motivasi saya ada di sini, sehingga dengan percaya diri mampu memkecimpung di dunia musik dan saya akan terus belajar dan menciptakan lirik yang sarat akan pesan motivasi dan dakwah, yang jelas jangan pernah berhenti mencoba dan belajar,” ucap suami dari Suci Maharani itu.
Bungsu dari 6 bersaudara yang tinggal di Limaumanih , Pauh Padang itu juga menyebutkan jika tidk ada halang melintang di samping menunggu cetak album duetnya itu, pada bulan Ramadhan nanti ia telah menyiapka album religi. “Saya meyakini dan mepercayai pencapaian sesuatu itu tidak akan pernah lepas dari bantuan orang lain termasuk kesuksesan itu sendiri,” papar alumni Sumatera Thawalib Parabek itu. (*)
LOGIN untuk mengomentari.