in

Rendang Gadih Beromset Rp2,4 M/Tahun, Pernah Jadi Mitra Binaan Semen Padang

Rendang atau randang, hampir semua orang menyukai masakan khas dari Ranah Minang ini. Dan dari Kompleks Perum Taman Firdaus No A1 Kelurahan Payolansek, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, lahirlah usaha ‘Rendang Gadih’ yang dirintis pasangan suami istri ini.

Haji Syafrudin dan Hj Anwinda, mantan wartawan dan mantan pengawas SMA/SMK warga Payakumbuh berhasil memanfaatkan peluang menghasilkan cuan dengan mendirikan usaha rendang, dengan nama brand Rendang Gadih. Resmi berdiri sejak 11 November 2015.

Awalnya mereka tidak terpikir untuk membuat dan menjual rendang. Jadi begini ceritanya; pada suatu waktu Anwinda, istri Syafruddin mengirim rendang untuk anaknya di Tangerang. Rendang yang awalnya hanya untuk dikonsumsi anaknya ikut dicicipi oleh rekan-rekan kerja anaknya.

“Teman-teman anak saya itu mereka suka semua, katanya karena rasa rendang yang saya kirim berbeda dari rendang yang ada di sana,” kata Arwinda, di hadapan puluhan wartawan dari 5 provinsi di Sumatera, dan Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati, Jumat pagi (9/12/2022).

Akhirnya ia mencoba memasarkan rendang dengan membuat dalam skala yang besar. Namun kendala mulai muncul baik dari peralatan mengolah rendang hingga ketahanan rendang dalam waktu yang lama.

Tak putus asa, ia mencoba mencari dan mendengar masukan dari berbagai pihak, hingga Rendang Gadih mampu bertahan sampai satu tahun tanpa bahan pengawet. “Rendang Gadih tahan selama satu tahun tanpa bahan pengawet,” ujarnya.

Selain membuka outlet di Jakarta, Rendang Gadih juga dipasarkan melalui market place dan media sosial. Syafrudin menjelaskan promosi bisnis melalui medsos dan market place seperti tokopedia yang dikelola staf Rendang Gadih mampu mendongkrak penjualannya dari tahun ke tahun.

“Dan juga kita membuka pemesanan atau sistem Pre Order (PO) di website rendanggadih.com, sehingga modal yang akan digunakan, bersumber dari pemesan konsumen,” ujar Syafrudin.

Syafrudin mengaku menjadi mitra binaan CSR PT Semen Padang pada tahun 2017. Selain mendapatkan tambahan modal usaha, CSR Semen Padang juga memberikan pelatihan manajemen usaha dan mengikutkan Rendang Gadih dalam iven-iven promosi.

“Kita bekerja sama dengan PT Semen Padang sejak 2017. Dan rendang gadih sudah menjadi sebuah perseroan terbatas bernama PT Minang Gadih Anugerah. Kita ingin menjadi perusahaan terkemuka di Asia dalam bidang industri makanan,” kata Syafrudin.

Rendang Gadih sudah memiliki 19 karyawan yang tersebar di Payakumbuh sebanyak 12 orang dan di Jakarta sebanyak 7 orang. Dibantu mereka ini setiap hari Rendang Gadih memproduksi 11 macam Rendang seperti Rendang Tumbuak (paling popular dan merupakan makanan khas dari Nagari Koto Nan Ampek, Payakumbuh). Kemudian rendang suwir, rendang daging iris, rendang nangka, rendang jamur, rendang singkong, rendang tempe, dan rendang jengkol.

Pengolahan daging untuk rendang tidak hanya daging sapi tetapi juga daging kerbau dan daging ayam. Pengolahan Rendang Gadih sudah menggunakan mesin pengaduk yang mampu memproduksi 40 kilogram rendang. “Kita sudah pesan 4 unit lagi mesin pengaduk tersebut dari Jerman,” tutur Arwinda.

Rendang Gadih juga sudah masuk kancah Internasional karena mendapat orderan dari pelanggan yang berasal dari negara Jerman, Amerika, Korea, Australia dan banyak lagi. “Alhamdulillah omset kita per tahun sudah mencapai Rp2,4 miliar,” katanya.

Di akhir perjumpaan, Kepala Unit Humas & Kesekretariatan Nur Anita Rahmawati mengatakan, sengaja memboyong pimpinan redaksi media massa yang ada di area pemasaran Semen Padang di Sumatera. Hadir lebih kurang 43 pimpinan redaksi dari Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, Sumbar, dan Kepulauan Riau.

“Kunjungan ke salah satu mitra binaan PT Semen Padang melalui program TJSL ke Rendang Gadih di Kelurahan Payolansek, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kabupaten Limapuluh Kota, untuk melihat dan mendengarkan langsung impact positif dari penyaluran dana TJSL tersebut,” ungkap Nur Anita. (hsn)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Wartawan 5 Provinsi Eksplorasi Indarung I, Program TJSL dan Proses Produksi

Karang Taruna Sumbar akan Perkuat Ekonomi Sosial