Indonesia akan ikut serta dalam konferensi perdamaian Israel-Palestina di Perancis pada 14-15 Januari mendatang. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia akan mendorong terbentuknya kerangka waktu konkret untuk perdamaian kedua negara. “Kami mungkin akan mendorong terbentuknya suatu kerangka waktu yang lebih konkret dalam mencapai two state solution,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (12/1), dilansir dari CNN Indonesia.
Selain itu, delegasi Indonesia yang akan dipimpin Wakil Menlu, AM Fachir, juga akan mendorong penguatan dialog antar-warga sipil Israel dan Palestina agar tercipta suasana yang kondusif ketika solusi sudah tercapai nantinya. “Kami terus mendukung upaya two state solution dengan mendorong dialog antara masyarakat sipil kedua negara. Ini diperlukan untuk menggenjot semangat toleransi antar keduanya sehingga bisa hidup berdampingan dalam konsep two state solution nanti,” ucap Arrmanatha.
Dalam konferensi perdamaian ini, perwakilan entitas dan negara yang hadir akan berupaya memberikan insentif untuk membantu Israel dan Palestina mencapai perdamaian. Salah satu bentuk insentif tersebut, tutur Arrmanatha, mencakup pembangunan kapasitas, khususnya bagi Palestina, dalam mempersiapkan kemerdekaan dan memperkuat kepercayaan diri dalam bernegosiasi. Indonesia juga akan terus mendorong penghentian kekerasan dan pendudukan ilegal yang dapat merusak prosea perundingan damai.
Selain Indonesia, puluhan negara lain yang sudah mengonfirmasi kehadiran, mulai dari kawasan Timur Tengah hingga Eropa. Di antaranya adalah Spanyol yang berperan dalam perdamaian Israel-Palestina melalui Konferensi 1991. Ada pula Norwegia yang pernah berperan dalam Kesepakatan Oslo. Meskipun begitu, baik dari pihak Israel maupun Palestina belum ada yang mengonfirmasi kehadiran perwakilan mereka dalam konferensi selama dua hari tersebut. Perancis menginisiasi pertemuan ini pasca berakhirnya proses perundingan damai antara Palestina dan Israel pada 2014 lalu. Proses yang ditengahi oleh kuartet Dewan Keamanan PBB ini berakhir tanpa hasil berarti.
LOGIN untuk mengomentari.