in

Satrya Dio, Pemilik Barbershop Conecticut: Risiko Gagal Bukan untuk Ditakuti

Apapun bisa dijual, asalkan bisa dibungkus dengan rapi. Konsep itulah yang menjadikan Satrya Dio, menjalankan bisnis pangkas rambutnya saat ini. Bagaimana dia mengembangkan konsepnya?

Risiko bukanlah hambatan yang harus ditakuti. Melainkan sebuah lecutan untuk meniti usaha lebih jauh. Karena risiko berada disepanjang jalan, bukan pada titik-titik tertentu. Pada dasarnya risiko ada agar bisa bersungguh-sungguh. Yang terpenting harus melangkah sebaik mungkin.

Dengan dekorasi ruangan ala American Vintage, dinding-dinding dihiasi lukisan-lukisan musisi rock legendaris, sekilas ruangan ini mirip studio band. Tapi tiga buah kursi serta perlengkapan potong rambut lainnya terlihat elegan berjajar di dalam ruangan. Begitulah suasana Conecticut Barbershop yang terletak di Jalan dr Sutomo, Marapalam, Padang ini.

Jauh sebelum Dio, panggilan akrab Satrya Dio memulai bisnis barbershop ini, dia juga sudah menjajaki beberapa usaha seperti, warung internet (warnet), studio foto, dan menjual baju. Walaupun studio foto masih bertahan sampai sekarang, tapi kegagalannya dalam mengelola studio foto sempat membuat frustrasi dan ingin mengubur apa yang diimpikan. Begitu juga kerugian yang didapat dari berjualan baju.

“Setiap usaha pasti ada risikonya, semakin besar usaha maka akan semakin tinggi risikonya. Jadi kegagalan diciptakan Tuhan, agar kita bisa menjadi manusia, karena hanya manusia yang tahu bagaimana cara untuk bangkit dari kegagalan dan belajar dari kesalahan,” tutur alumni SMAN 1 Padang tersebut.

Pria kelahiran 8 Agustus 1991 ini mengatakan bahwa dia tertarik berbisnis barbershop, karena dia menyukai fashion. Terutama yang berhubungan dengan style pria. Karena itu, dia membuka barbershop yang dinamai Conecticut pada tanggal 28 September 2015, tempat potong rambut laki-laki, dipotong oleh laki-laki, gaya sesuai keinginan konsumen, dan yang jelas stylis.

Dio mengakui kalau sumber daya manusia (SDM) yang terbatas menjadi hambatan untuk memulai barbershop tersebut. Bahkan hal itu juga cukup merepotkan hingga kini.

“Yang jadi pokok permasalahan, adalah orang yang bisa memotong rambut secara profesional atau barberman sangat terbatas di daerah Sumbar, khususnya Padang,” keluh Dio.

Untuk menyikapi hal tersebut, sebelum memulai usaha, dia belajar untuk memotong rambut hingga benar-benar fasih. Dan barulah setelah barbershop-nya berjalan, dia mulai mencari barberman yang mengerti tentang mode dan gaya masa kini.

Sementara itu, untuk segmen pasar dari barbershop miliknya, Dio tidak menjelaskan secara rinci. Conecticut menawarkan mode masa kini sesuai keinginan konsumen, karena menurut Dio, conecticut punya barberman yang profesional dan telah berpengalaman. Ditambah lagi, pelayanan adalah prioritas dari Conecticut.

Lebih lanjut lagi, sekarang Conecticut sudah punya cabang di Jalan Andaleh. Mengenai membuka cabang-cabang tersebut, Dio juga sempat berpikir panjang karena sebelumnya punya pengalaman pahit. Dio memberanikan diri untuk kembali menambah barbershop nya, dengan belajar dari pengalaman buruk tersebut.
Berbicara mengenai omzet, Dio malu-malu untuk mengatakannya, katanya cukup untuk membeli sesuap nasi. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Nikah Usia Dini, Lost Generation

Padang Fair Tawarkan Hiburan dan Lomba