Kabupaten Dharmasraya masih mengalami kekurangan sarana dan prasarana pendidikan. Tak hanya kekurangan guru, kabupaten juga kekurangan ruangan belajar.
Data Dinas Pendidikan Dharmasraya melansir sampai Desember tahun 2016 jumlah murid SD sebanyak 26.696 orang dengan jumlah guru 1.733 guru. Sementara SMP sebanyak 8.353 siswa dengan jumlah tenaga guru 711 guru.
Untuk jumlah ruangan belajar SD sebanyak 1.357 ruangan. Rincian dalam kategori baik sebanyak 305 lokal, rusak ringan 818 lokal dan rusak berat 34 lokal. Sementara tingkatkan SMP jumlah lokal sebanyak 365 lokal. Rincian dalam kondisi baik sebanyak 71 lokal, rusak ringan 208 ruangan dan rusak berat 12 ruangan.
“Di antara program yang kita lakukan untuk meminimalisir persoalan tersebut adalah mengusulkan penambahan atau pembangunan lokal baru di tahun 2018. Lalu, memakai tenaga guru honor dan melakukan pemerataan penyebaran guru. Serta memaksimalkan pemakaian rumah dinas baik untuk guru maupun untuk kepala sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Dharmasraya Marius Dt Bandaro Kuniang didampingi Kasi Pendidik Tenaga Kependidikan Zul Asri.
Pihaknya juga sering mendapatkan informasi dari masyarakat, jika masih ada oknum guru PNS yang masuk sekolah, sekehendak hatinya. Artinya jarang masuk atau terlambat dan melimpahkan kewenangan mengajar tersebut kepada guru honor.
“Jika kita temukan hal tersebut kita akan beri sanksi yang tegas, karena Pemkab sudah memberikan banyak fasilitas kepada mereka. Jika mereka kurang bertanggungjawab terhadap kewajiban yang diemban, tentu hal tersebut tidak bisa kita tolerir, karena hak mereka sudah kita berikan dan kita akan cek hal tersebut,” tegas Marius.
Dia menyebutkan masih banyak oknum guru yang lebih memilih mengajar di daerah atau lokasi yang mudah dijangkau. Seperti di Kecamatan Pulaupunjung, Kotobaru, Sei Rumbai. Namun untuk daerah yang sulit dicapai terutama kecamatan pinggiran seperti Kecamatan Asamjujuhan, Kecamatan IX Koto, Kecamatan Timpeh, Padanglaweh dan lainnya terkesan keberatan. (*)
LOGIN untuk mengomentari.
