Memasuki era digital 4.0 senantiasa sudah selayaknya kita menggunakan pembelajaran berbasis digital. Ini merupakan salah satu tujuan dalam menciptakan murid yang berkualitas, berkarakter dalam mencapai visi “Indonesia Emas 2045”.
Hal ini sejalan dengan kutipan penerapan prinsip pendidikan dan filosofi dari Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun kodrat anak berkembang sesuai dengan kodrat yang dimilikinya yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
Salah satu pencapaian pembelajaran digital yaitu dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, kompetensi sosial emosional dan pembelajaran yang berpusat pada murid. Melalui pendidikan guru penggerak, merupakan salah satu gerbang dalam pencapaian dan perwujudan pembelajaran digital dimulai saat ini.
Dari hal yang paling sederhana yang berpihak pada murid. Untuk menuntun tumbuh kembangnya murid tentunya kita sebagai guru hendaknya dapat mengadaptasikan setiap kompetensi yang kita miliki agar murid betul-betul dapat mengembangkan setiap bakat, minat dan kompetensinya sesuai dengan kata hati nurani berdasarkan keinginan murid.
Terciptanya pembelajaran berpusat pada murid tentunya akan menumbuhkembangkan pola pikir dan kemampuan yang berkelanjutan seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat seperti yang kita rasakan saat ini.
Pada SD Negeri 42 Payakumbuh, penerapan pembelajaran berdiferensiasi mulai diterapkan setelah adanya pengimbasan ilmu, pengalaman dan praktik nyata yang dilakukan oleh calon guru penggerak dari setiap ilmu, pengalaman dan aksi nyata yang dilaksanakan di SD Negeri 42 Payakumbuh tersebut.
SD Negeri 42 Payakumbuh merupakan Sekolah Dasar Negeri yang terletak di pinggiran Kota Payakumbuh tepatnya di daerah Bodi Kelurahan Padang Alai Bodi, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh.
Kehidupan masyarakat yang homogen sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Ini membuat SD Negeri 42 Payakumbuh menjadi salah satu sekolah yang perlu pengembangan dan peningkatan, dalam kualitas pembelajaran dan peningkatan karakter murid, dalam mencapai murid yang berprofil pelajar pancasila tepatnya dalam menuju era digital ini.
Pada kondisi nyata SD Negeri 42 Payakumbuh merupakan sekolah kecil dengan jumlah murid yang relatif belum mencapai jumlah ideal sekolah pada umumnya. Namun kepala sekolah, rekan majelis guru dan tenaga kependidikan serta seluruh warga sekolah untuk terus meningkatkan kemampuan murid.
Dan kualitas pembelajaran sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara dan tujuan pendidikan nasional untuk mewujudkan murid yang berakhlak mulia sesuai dengan profil belajar Pancasila.
Pembelajaran berdiferensiasi, kompetensi sosial emosional dan pembelajaran berpusat pada murid merupakan salah satu wujud dalam pencapaian murid yang berdasarkan profil pelajar Pancasila.
Kegiatan pembelajaran ini dimulai ketika dua orang guru atau tenaga pendidik yang berasal dari SD Negeri 42 Payakumbuh yang lulus sebagai calon guru penggerak angkatan 6 Kota Payakumbuh dan mengikuti pendidikan guru penggerak.
Hal inilah yang memicu semangat perubahan untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas berpusat pada murid dan mampu mengembangkan bakat, minat serta potensi peserta didik sesuai dengan kodrat yang dia miliki baik kodrat alam maupun kodrat zamannya.
Kepala Sekolah SD Negeri 42 Payakumbuh, Asrizal, S.Pd menuturkan bahwa tujuan pembelajaran di SD Negeri 42 Payakumbuh diharapkan sudah berpusat pada murid dalam mengembangkan setiap bakat, minat dan potensinya berdasarkan aset yang kita miliki.
Adapun aset yang dimiliki tersebut seperti modal manusia, modal lingkungan sekitar, modal fisik, modal finansial dan modal politik hendaknya mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin guna mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, dinamis, berwawasan global dan mewujudkan kualitas pendidikan di SD Negeri 42 Payakumbuh.
Senada dengan hal tersebut kepala sekolah yang berpesan bahwa, tercapainya pembelajaran yang berkualitas berpusat pada murid dan berbasis digital, tentunya tidak lepas dari dukungan semua pihak mulai dari murid yang menjadi tujuan utama pendidikan.
Termasuk kepala sekolah, rekan guru atau tenaga pendidik, tenaga kependidikan komite sekolah serta stakeholder terkait yang mampu memberikan motivasi, dukungan dan kolaborasi di antara semua pihak guna mewujudkan tujuan tersebut.
Pembelajaran berdiferensiasi, KSE (Kompetensi Sosial Emosional) dan pembelajaran berpusat pada murid merupakan wujud nyata pencapaian, secara berkelanjutan dari tujuan kurikulum merdeka, yang melatih kemampuan berpikir murid, keterampilan dan sikap murid dalam menentukan arah tujuannya ke depan sesuai dengan yang dicita-citaka berdasarkan Profil Pelajar Pancasila. (Asrizal S.Pd, Kepala SDN 42 Payakumbuh)